Awas, Beras Plastik Masuk Medan

Pemerintah segera turun tangan menangani masalah beras palsu atau beras plastik yang diduga telah beredar di Medan. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Medan Syahrizal Arif mengungkapkan, pihaknya akan mengambil sampel dari pedagang untuk menguji keaslian beras yang diduga palsu itu. Kami telah mendengar informasi tentang dugaan itu. Besok (hari ini-red) kami akan mengambil sampel di lokasi yang diduga telah beredar beras plastik, katanya kepada MedanBisnis, Minggu (24/5).
Sebelumnya Kepolisian Sektor Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, menutup sebuah kios penjualan beras yang diduga dibuat berbahan baku sintetis, di Pasar Mutiara Gading, Kecamatan Mustikajaya. Pemilik kios Sembiring mengaku beras itu diperolehnya dari distributor beras di kawasan Karawang, Jawa Barat, dengan harga penjualan Rp8.000 per liter.
Sementara di Medan, masyarakat di Medan Sunggal menduga beras plastik telah beredar di lokasi tersebut. Hal itu diperkuat dengan adanya korban dua anak dari satu keluarga yang mengeluh sakit perut dan dilarikan ke rumah sakit. Dua korban tersebut divonis mengalami pembengkakan dalam bagian lambung. Kasus ini merupakan kali kedua setelah masyarakat di seputaran Jalan Brigjen Katamso juga menduga hal serupa.
Syahrizal mengatakan pihaknya akan segera mengambil sampel dari dua lokasi tersebut kemudian dilakukan uji laboratorium. Jika terbukti, pihaknya akan segera menarik semua beras yang ada di tempat penjualan yang bersangkutan. Kami juga akan menyelidiki hingga ke pihak distributor, tambahnya.
Selain menarik beras, pihaknya juga akan menindak distributor yang dengan sengaja memasok beras plastik itu. Pihaknya tak segan-segan mencabut izin distributor dan pedagang yang sengaja memasok beras palsu tersebut. Kami juga menghimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati membeli beras meski kasus ini masih isu. Masyarakat yang menemukan adanya peredaran beras plastik, segera melapor ke petugas terkait, tegasnya.
Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Sumut, Farid Wajdi mengungkapkan, isu beras plastik yang berkembang selama ini telah menimbulkan traumatik tersendiri dalam masyarakat.
Menurut dia, masyarakat akan mengambil kesimpulan dan mengaitkan masalah yang terjadi, khususnya masalah kesehatan dengan isu yang berkembang selama ini. Ada semacam rasa trauma sendiri di masyarakat. Ada masalah sedikit, mereka akan mengaitkan dengan isu beras plastik meski isu tersebut belum tentu benar, katanya.
Selain masyarakat yang akan dirugikan, isu yang berkembang itu juga tentu membawa kerugian bagi pengusaha dan pemerintah. Saat ini, ancaman terjadinya penurunan permintaan beras di depan mata. Pengusaha tentu akan mengalami kerugian.
Menurut dia, pemerintah mulai dari dari Dinas Pertanian, Balai POM, Disperindag, Kepolisian, hingga pemangku kepentingan lainnya harus segera bergerak untuk membuktikan kebenaran isu tersebut. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dan pihak lain tidak dirugikan. Selain itu, dengan pembuktian yang ada bisa mencegah pihak tertentu yang sengaja mengambil dengan adanya isu tersebut, tandasnya.
Korban Beras Plastik
Sementara seorang bocah perempuan berusia 10 tahun dilarikan ke rumah sakit Sabtu (23/5) sore karena diduga mengkonsumsi beras sintetis yang dibeli dari pasar di kawasan Jalan Setia Budi Medan.
Kecurigaan tersebut muncul dari Suriani, ibu korban yang kini menjadi pasien RS Sari Mutiara, Bunga Sinta (10). Semalam jam 5 sore kami bawa kemari karena badan anak saya ini makin lemas, katanya di rumah sakit.
Dia menambahkan, anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD ini, mulai jatuh sakit sekitar 2 minggu lalu setelah sekitar dua hari keluarganya mengonsumsi beras kuku balam merek tertentu.
Direktur RS Sari Mutiara Dr. Taslim Sholin mengatakan, pasien mengalami diare hingga membuat tubuhnya lemas. Dia diare, memang penyebabnya makanan tapi kita gak tahu apakah ada hubungannya dengan beras plastik atau tidak. Pasien sudah mulai pulih setelah mendapat perawatan oleh dokter dan perawat, katanya.
Pihak kepolisian Polsekta Medan Sunggal menyebutkan masih menyelidiki kebenaraan dugaan beras plastik yang menurut keluarga korban dibeli dari Pajak Pagi Jalan Setia Budi Medan seharga Rp 95 ribu /10 kg tersebut. Kita masih melakukan penyelidikan baik itu di lokasi penjualan maupun kebenaran tentang beras yang diduga beras plastik itu. Sampelnya sudah kita bawa untuk diuji laboratorium dan masih menunggu hasil, jelas Kanit Reskrim Polsekta Medan Sunggal, Iptu Oscar S.
Sementara Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono menyebutkan bahwa untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat terhadap peredaran beras sintetis, Polresta Medan siap mendampingi Disperindag untuk melakukan razia ke sejumlah pasar tradisional, khususnya sentra perdagangan beras.
Sumber : www.medanbisnisdaily.com