Batam Order Ribuan Ton Pisang dari Sumut

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Batam Order Ribuan Ton Pisang dari Sumut

Ribuan ton pisang barangan asal Sumatera Utara (Sumut) diorder oleh pelaku usaha Batam seiring dengan berkembangnya industri olahan makanan di kota itu.
"Olahan pisang saat ini menjadi ciri khas oleh-oleh asal Batam. Jadi pisang asal Sumut yakni pisang barangan menjadi bahan pokok utamanya. Dipilihnya pisang Sumut karena kadar airnya sedikit," kata Pengelola KEK Villa Pisang Batam, Putra di sela-sela kunjungan PT XL Axiata (Tbk) kawasan industri di Batam, Rabu sore (28/1).

Putra mengatakan, faktor utama memilih pisang karena bahan baku yang dipasok relatif mudah dan terjangkau harganya, tetapi setelah diolah mempunya nilai tambah.

Pihaknya, katanya, membutuhkan sedikitnya 1.000 ton pisang barangan dalam sebulan yang khusus diorder dari Sumut.

Setelah diolah, lanjut pria berkacamata itu, pisang menjadi berbagai jenis makanan seperti cake pisang yang disebut Kek Pisang Villa. Dalam sehari, pihaknya mampu memproduksi sekitar 4.000 kotak. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 40.000 sampai Rp 45.000 per kotak.

Saat ini, kata Putra, Kek Pisang Villa juga bisa ditemukan di berbagai provinsi seperti Lampung, Bandung, Surabaya, Aceh, Makassar, dan Pekanbaru. Meskipun berbahan baku dari Sumut, Kek Pisang ini belum berani membuka cabang di Kota Medan. "Kita masih mempelajari bagaimana karakteristik di Medan. Tapi kita akan berencana membuka cabangnya," ujarnya.

Sekjen ASITA Batam, Febriansyah mengatakan, pada umumnya industri makanan olahan di Batam berawal dari Usaha Mikro Kecil (UMK). Setelah itu berkembang menjadi usaha menengah bahkan sudah menjadi industri. Contohnya seperti industri makanan olahan pisang ini.

"Dulu pada 2007 Kek Pisang Villa ini adalah usaha rumahan, karyawannya hanya 6 orang saja. Sekarang sudah menjadi industri dengan jumlah karyawan 150 orang," ujarnya.

Dia mengatakan, Pemerintah Batam kerap mendukung usaha rumahan agar menjadi industri besar. Misalnya mulai dari kemudahan urusan perizinan, penyediaan tempat usaha serta pemasaran. "KEK pisang sudah dijadikan sebagai oleh-oleh dari Batam.

Dulunya lokasi rumahan sekarang di area industri. Modal awal mereka hanya Rp 2 juta dengan produksi awal 40 kotak. Sekarang sudah menjadi besar. Pemerintah Batam selalu melirik mana potensi usaha yang bisa dikembangakan," katanya. (ramita harja)

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com