BI: Inflasi Tahunan Bisa Turun Menjadi 7,18 Persen
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowadojo optimistis inflasi year on year yang tahun lalu mencapai 8,3 persen bisa turun ke level 7,18 persen tahun ini. Salah satu pendukung turunnya inflasi ini adalah adanya potensi deflasi pada April ini akibat turunnya harga pangan.
Secara umum, hingga pekan kedua April 2014, deflasi masih terjadi. Deflasinya antara 0,08 sampai 0,1 persen, tetapi itu adalah kondisi yang konsisten, ucap Agus di kompleks Bank Indonesia, Senin, 21 April 2014.
Dari pengamatan bank sentral, dua produk yang menyumbang deflasi terbesar adalah cabai merah dan beras. Salah satu penyebabnya adalah pasca-erupsi Kelud di Jawa Timur, masyarakat di sekitar gunung itu banyak menanam cabai merah. Walhasil, saat panen melimpah, terjadi koreksi harga cabai merah dan beras.
Lebih jauh, Agus menyatakan koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah seharusnya mampu mengendalikan inflasi. Saya merujuk ke negara tetangga, yaitu Filipina, yang mampu mengendalikan inflasi di kisaran 3 persen, katanya.
Filipina sangat memungkinkan dijadikan contoh karena negara tersebut dan Indonesia memiliki kesamaan geografis lantaran sama-sama berlokasi di wilayah Asia Tenggara dan merupakan negara tropis. Karena itu, Indonesia punya tantangan meningkatkan kerja guna mengendalikan inflasi. “Inflasi harga sangat menggerus penghasilan masyarakat Indonesia, ujar Agus.
Untuk konteks di Indonesia, Agus memperkirakan target inflasi tahun ini yang berkisar 3,5-,5,5 persen tetap bisa dijangkau dengan sejumlah upaya pemerintah dan bank sentral. Untuk itu, ia menilai Indonesia masih harus memelihara moneter yang ketat untuk menjaga inflasi dan mendorong sehatnya neraca transaksi berjalan.
Sumber : http://www.tempo.co