BI Launching Website Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Sumut

10 tahun yang lalu
Bagikan:
BI Launching Website Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Sumut

Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho meresmikan launching Website Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang digelar Kantor Bank Indonesia (BI) Wilayah IX Sumut-Aceh di gedung Binagraha Pemprovsu Rabu (22/1).

Launching itu dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IX Sumut-Aceh Hari Utomo, Kepala Departemen Komunikasi BI Difi A Johansyah, Kepala Kantor Regional V Sumatera Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Fauzi, Asisten II Ekbang Provsu Hj Sabrina, Kadis Pertanian Sumut Ir HM Roem S dan Kabid Ekonomi dan Moneter Kantor Perwakilan BI Wilayah IX Sumut-Aceh Mikael Budisatrio.Gatot mengatakan PIPHS bagian dari instrumen untuk mengendalikan inflasi.

Menurut Gatot, PIHPS cukup membantu petani dalam memberikan informasi harga pasar dari berbagai daerah. Jadi macam mana informasi harga dari PIHPS itu bisa diakses petanimelalui HP supaya kalau ada tengkulak nanti dengan memberikan harga semena-mena, petani bisa tahu harga. Kalau saat ini masih 17 data kabupaten/kota saja yang baru diakses, jadi perlu ditambah lagi sehingga seluruh kabupaten/kota bisa ada data harganya. “Kepada para bupati/walikota dan dinas terkait agar aktif menjaga akurasi data, kemudian bisa diupload masyarakat khususnya petani,” katanya.

Gatot menyebut kontribusi ekonomi Sumut dari sektor pertanian cukup besar sampai 20%.Namun pelaku pertanian di Sumut masih rendah SDMnya. Oleh karena itu perlu PIPHS untuk mengetahui harga harga di pasaran.

Kepala Perwakilan BI Wilayah IX Sumut-Aceh Hari Utomo mengatakan kondisi perekonomian Sumut saat ini dihadapi beberapakendala, salah satunya tingkat inflasi cukup tinggi tahun 2013 mencapai 10,18%.  “Inflasi di Sumut tahun 2013 tertinggi kedua di Indonesia setelah Sumatera Barat yang 10,87 persen dan lebih tinggi dari nasional 8,38 persen,” katanya,

Bahan pangan yang menyebabkan inflasi. Hal ini karena adanya kenaikan tarif angkutan dalam kota dan udara akibat naiknya harga BBM. “Naiknya tarif angkutan berakibatharga komoditas pangan naik,” katanya.

Hari menyebut cabe merah memang memberikan andil inflasiterbesar kedua sebesar 1,013% (yoy). Meskipun cabe merah surplus produksi tahun 2012 sebesar 147.252 ton, tapi cabe merah juga sebagai penyumbang inflasi sepanjang tahun 2013, data BPS menyebut ada tujuh kali yakni Januari, Pebruari, April, Mei, Juni, Oktober dan Nopember.

“Ini karena kurangnya pasokan cabe,” katanya. Inflasi 2014 ditargetkan 4% plus minus 1. Jadi pada Rakornas IV TPID 2013, diputuskan perlunya dibangun Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) di Sumut.

Menurut Hari, minimnya informasi harga dan produksi bahan pangan yang terpercaya akan mempengaruhi efisiensi keputusan yang diambil para pelaku ekonomi di tingkat daerah.
Akumulasi dan ekspektasi negatif masyarakat akibat adanya asymmetric information menimbulkan gejolak harga yang pada gilirannya dikhawatirkan dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi makro.

“Diharapkan adanya transparansi harga dan produksi bahan pangan maka akan terjadi convergence harga akan mengurangi potensi gejolak perekonomian di daerah.  “Kestabilan harga dan produksi bahan pangan diharapkan dapat bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Beberapaprovinsi sudah membentuk PIHPS seperti Jawa Tengah (Sihati), Jawa Timur (Siskaperbapo), Jawa Barat (Priangan), Sulawesi Selatan (Sigap), Sulawesi Utara (PIHBS) dan Nusa Tenggara Timur (Sikomodo). PIHPS Sumut menjadi PIHPS ketujuh yang dibentuk di Indonesia.

Ia menambahkan pengembangan website dimulai sejak September 2013. PIHPS terdiri dari delapan menu utama yaitu Profil Daerah, Berita Ekonomi, Program Pangan Sumut, Peta Komoditi, Grafik Harga dan Produksi, Harga Hari Ini, Diskusi Ekonomi, Informasi Ekonomi meliputi indikator ekonomi makro Sumut, stok pupuk, siklus tanam, siklus panen dan informasi lainnya yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kondisi ekonomi terkini. PIHPS Sumut ini akan menyajikan harga 19 komoditi pangan dari pasar-pasar yang tersebar di 17 kabupaten/kota.

Website PIHPS Sumut dinamakan “SiHarapanKu” (Sistem Informasi Harga Pangan Komoditas Utama) yang dapat diakses di alamat www.hargasumut.org.  Dalam website itu ada fasilitas sms gateway yaitu memberikan layanan informasi harga komoditi (SMS Harga), informasi produksi (SMS Produksi) dan informasi antar petani dan pedagang (SMS Market) yang dapat diakses melalui sms ke 0813 6200 6300 dengan format “harga#pasar#komoditi”, “produksi#kab/kota#komoditi dan “pedagang/petani#kab/kota#komoditi.

Dari 33 kabupaten/kota di Sumut, TPID Sumut telah bekerjasama dengan 17 Disperindag kabupaten/kota untuk mengupload secara rutin data komoditi harian yang terdiri dari 19 komoditi utama di Sumut.  Kepala Divisi Ekonomi dan Moneter Kantor Perwakilan BI Wilayah IX Sumut-Aceh Mikael Budisatrio menambahkan untuk PIHPS Medan sudah ada dirangkaikan dengan pembangunan videotron di beberapa titik di Medan.

Kadis Pertanian Sumut Ir HM Roem S menambahkan petani yang berprestasi akan diberi handphone supaya senantiasa dapat mengakses harga pasar. Kalau petaniberhasil itu yang tergabung dalam Gapoktan, sudah bermitra dengan eksportir. Menyinggung harga cabe, Roem menyebut harga cabe relatif.Sekarang cabe basah jadi cabe kering seperti dilakukan oleh petani di Batubara. SementaraSamosir juga sekarang jadi pusat pengembangan bawang merah di Sumut. Total petani di Sumut mencapai 2,1 juta jiwa. (wie)

Sumber : beritasore.com