Bulog Lempar Cabai ke Pasar

9 tahun yang lalu
Bagikan:
Bulog Lempar Cabai ke Pasar

MedanBisnis - Medan. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut bersama dengan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sumut dan Pemerintah Kota (Pemko) Medan menggelar operasi pasar (OP) cabai merah sebagai upaya meredam harga komoditas tersebut yang terus merangkak naik sejak beberapa pekan terakhir.
Kepala Bulog Sumut Fasika Khairul Zaman mengungkapkan, pada tahap awal OP cabai merah kali ini, pihaknya menggelontorkan masing-masing 100 kg cabai merah segar dan cabai giling. Ini sebagai tahap awal dari upaya untuk meredam harga cabai yang terus naik akhir-akhir ini, katanya di sela-sela OP di Pasar Petisah Medan, Selasa (5/5).

Berdasarkan pantauan TPID, saat ini harga cabai merah di pasar-pasar besar di Medan bermain pada kisaran Rp30.000 hingga Rp31.000 per kg. Angka itu kemungkinan lebih tinggi lagi di pasar-pasar kecil. Padahal, beberapa pekan sebelumnya harga cabai merah masih berada pada level Rp16.000 hingga Rp20.000 per kg.

Dalam OP tersebut, cabai merah hasil serapan Bulog dari petani di lempar ke pasar dengan harga Rp25.000 per kg. Harga di bawah harga pasar itu dimaksudkan untuk menekan lonjakan harga cabai merah di tingkat pedagang pengecer agak tak naik terlalu tinggi. Begitupun, pihaknya mengklaim OP tersebut tak akan menyebabkan pedagang merugi. Kami menjual cabai dengan harga yang masih mendatangkan untung bagi pedagang, jelasnya.

Sebelumnya, lanjut dia, pihaknya sudah berhasil mengatasi harga cabai merah di tingkat produsen hingga mencapai tingkat yang sesuai dengan biaya produksi petani. Dan sekarang ini dilanjutkan di tingkat konsumen supaya pergerakan harga tetap terkendali. Cabai yang kami lempar ke pasar kali ini dibeli langsung dari petani di Batubara dan Pematang Bandar ketika harga anjlok belum lama ini. Diharapkan upaya dari kami bekerjasama dengan pemerintah provinsi (pemprov) melalui TPID untuk mengendalikan harga di tingkat konsumen tercapai, jelasnya.

Selain cabai merah, dalam waktu dekat pihaknya akan berupaya untuk meredam harga bawang merah yang juga mengalami kenaikan. Saat ini, pihaknya membidik Simalungun dan daerah lain penghasil bawang merah untuk menyerap hasil panen petani. Pihaknya juga bekerja sama dengan BI untuk merealisasikan program itu. Memang sampai sekarang produksi bawang merah di Sumut masih rendah. Maka untuk mendapat pasokan, bisa saja kami akan datangkan dari luar daerah, terutama dari Jawa yang produksi mereka sangat tinggi, ungkapnya.

Sebagai catatan, pada April kemarin, bawang merah menjadi pemicu lonjakan inflasi di Sumut. Andil komoditas yang masuk dalam kelompok bahan makanan ini juga cukup tinggi dalam mendongkrak inflasi Sumut yang sebesar 0,89%.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Subintoro mengatakan, upaya yang dilakukan Bulog bekerja sama dengan pemerintah ini patut diapresiasi karena merupakan pertama di seluruh Indonesia. Selama ini yang sering dilakukan adalah OP beras tapi sekarang malah cabai merah dan baru pertama kali secara nasional jadi pantas untuk diapresiasi dan bisa diikuti di tingkat kabupaten/kota lainnya, katanya.

Dari BI, pihaknya akan turut berupaya mengendalikan inflasi bekerja sama dengan instansi terkait, pemerintah daerah (pemda) petani dalam bentuk-bentuk kluster yang sudah dibentuk pihaknya selama ini dan pelaku pasar untuk memastikan ketersediaan pasokan cukup.Tugas BI adalah memastikan inflasi terkendali dengan melihat perkembangan-perkembangan indikator pendongkrak. Tentunya kami siap bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan pasokan tersedia terlebih jelang ramadan sehingga harga bisa ditekan dan terkendali, katanya.

Tidak hanya dari bahan makanan, tetapi juga dari administrated price yang biasanya bisa memicu kenaikan harga seperti tarif listrik, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), elpiji 3 kg juga akan diantisipasi karena turut memicu inflasi di daerah. Jadi tidak hanya volatile food tetapi juga administrated price juga akan diperhatikan, pungkasnya.

Kepala Dinas Pertanian Sumut, M Roem menambahkan, sinergitas antarinstansi di Sumut akan terus ditingkatkan untuk mengendalikan harga pangan di pasaran. Saat ini, upaya pemerintah termasuk TPID adalah memastikan pasokan harga pangan di pasaran tetap tersedia, ungkapnya.

Langkah tersebut ditempuh sebagai awal dalam mengendalikan inflasi yang diperkirakan bakal memberikan tekanan tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Kebutuhan masyrakat pada kuartal II hingga kuartal III tahun ini cenderung meningkat. Apalagi, saat ini menjelang Ramadhan yang selalu diikuti oleh peningkatan konsumsi masyarakat. Selain cabai merah dan bawang merah, komoditas lain yang bakal dijaga adalah beras dan sayuran serta komoditas hortikultura yang lain, tandasnya. (daniel pekuwali)

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com