Di Bandar Lampung, Cabai Merah Stabil, Cabai Hijau Turun
Harga cabai merah stabil sedangkan cabai hijau turun di pasar tradisional terbesar di Kota Bandar Lampung, Pasar Pasir Gintung, Kecamatan Tanjung Karang Bandar Lampung, Senin 23 Maret 2015. Secara khusus memantau harga jual cabai merah, cabai hijau dan cabai rawit dari tingkatan agen. Kalau cabai merah stabil. Untuk partai besar jualnya Rp12 ribu per kilogram. Kalau eceran, jualnya Rp14 ribu per kilogram, kata Sarni Trimurdiono (38) salah satu agen dan pengecer khusus berbagai jenis cabai di pasar tersebut. Harga stabil disebabkan pasokan banyak.
Sudah hampir sebulan ini stabil harganya. Saya jual cabainya yang lokal. Asli Lampung semua. Ambilnya dari Gisting, Liwa, Wayratai (Pesawaran) dan Lampung Tengah, jelasnya. Sarni mengaku jarang ambil pasokan cabai dari pulau Jawa. Selain harga yang lebih mahal, rasa pedas cabai dari pulau Jawa kalah dengan rasa pedas cabai produk Lampung sendiri. Dalam sehari pria ini bisa menjual 2-3 kuintal cabai merah. Kalau cabai hijau malah murah meriah sekali lho.
Kalau untuk partai besarnya saya jual Rp4 ribu per kilogram. Kalau untuk eceran saya jual Rp6 ribu per kilogram. Curah hujan yang terlalu banyak membuat cabainya gampang rusak. Alasan spesifiknya saya nggak tahu. Turun saja harganya. Sampai kadang petani biarin begitu saja nggak dipanen. Karena untungnya tipis. Malah rugi, jelasnya lagi sambil tangannya menyortir cabai hijau yang baru dibongkar dari dalam karung.
Untuk pasokan, Sarni andalkan dari Tanggamus, Pesawaran, Lampung Tengah dan Lampung Barat. Sehari dia bisa jual dua kuintal cabai hijau. Untuk cabai rawit, Sarni baru pasok dari pulau Jawa, selain pasokan dari Lampung sendiri. Harganya juga stabil seperti cabai merah. Harga jualnya saya bedakan. Kalau cabai rawit dari Jawa partai besar jual Rp10 ribu per kilogram. Kalau eceran Rp12 ribu per kilogram.
Nah, cabai rawit Lampung untuk partai besarnya Rp15 ribu per kilogram. Kalau untuk ecerannya Rp18-20 ribu per kilogram, jelas Sarni rinci. Sambil menjelaskan, tangannya menunjukkan jenis cabai rawit yang dimaksud. Sama dengan cabai merah, masyarakat Lampung juga lebih suka cabai rawit lokal daripada produk pulau Jawa.
Walaupun ukurannya lebih kecil, lebih pedas. Pas sekali kalau buat temnnya makan gorengan, tambahnya. Dari penampakan langsung terlihat, yang lokal ukurannya lebih kecil. Sarni mendatangkan pasokan cabai rawit dari Jember Jawa Timur. Sedangkan untuk cabai rawit lokal didatangkannya dari Krui Lampung Tengah, Tanggamus dan Pesawaran. Setiap hari minimal dua kuintal cabai rawit bisa dijualnya.
Sumber : http://ews.kemendag.go.id