Disperindag Dorong Ekspor Gula Semut
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Banten mendorong pelaku industri gula semut mampu ekspor. Hal ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan. Kita terus mengoptimalkan pembinaan guna meningkatkan kualitas produksi sehingga bisa diterima pasar dunia, kata Kepala Seksi Aneka Industri Disperindag Kabupaten Lebak Sutisna, di Lebak, Selasa (3/5).
Saat ini, produk industri kecil hasil pengembangan masyarakat di Kabupaten Lebak sudah menembus pasar mancanegara, seperti produksi gula semut yang dicetak halus dari jenis gula aren menembus pasar Australia, Belanda, Amerika Serikat dan Prancis.
Produksi gula semut organik itu hasil industri masyarakat Kecamatan Sobang dengan memanfaatkan bahan baku perkebunan aren. Selain itu juga industri mebeler bambu melalui CV Shaniqua Marigold Bamboo di Pasir Ona Rangkasbitung menembus pasar Dubai, Italia, Jerman hingga Amerika Serikat. Selanjutnya, industri batu fosil diekspor ke Jepang, Korea, Singapura dan Arab Saudi. Semua produksi industri kecil yang ekspor itu memiliki kualitas, sehingga diterima pasar dunia, katanya.
Menurut dia, pihaknya menerima laporan dari industri gula semut sekitar 20-30 ton dipasok ke Australia dan Belanda. Selama ini, permintaan pasar ekspor komoditas gula semut itu cukup tinggi karena bahan bakunya dari organik tanpa menggunakan bahan pengawet.Selain itu juga mereka para perajin memiliki sertifikasi makanan organik internasional.
Keunggulan gula semut Lebak, selain organik yang menyehatkan juga cocok dijadikan pemanis berbagai jenis bahan makanan dan minuman. Di samping itu rasanya manis, beraroma, tahan lama juga cocok bagi penderita diabetes atau kencing manis. Perajin memasok gula aren keluar negeri melalui perusahaan yang ada di Semarang dan Jakarta.Saya yakin produksi gula aren Lebak itu sangat diminati warga Australia, katanya.
Sutisna menyebutkan saat ini produksi gula semut berkembang di Kecamatan Sobang, Panggarangan, Cibeber, Cijaku, Cigemblong, Cilograng, Muncang, dan Lebak Gedong. Sebab di daerah itu cukup banyak perajin gula karena terdapat perkebunan aren. Perkebunan aren tumbuh di dataran tinggi, seperti perbukitan dan pegunungan. Pemerintah daerah terus membina agar perajin gula aren tumbuh dan berkembang guna meningkatkan ekonomi masyarakat perdesaan.
Pembinaan ini, kata dia, antara lain peningkatan diversifikasi produksi, pelatihan kewirausahaan, dan manajemen keuangan. Kami terus mendorong perajin gula semut menjadikan pendapatan tetap ekonomi masyarakat, ujarnya menambahkan.
Perajin gula semut Anwar, warga Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak mengaku dirinya setiap bulan mengekspor gula semut ke Australia antara 20-30 ton.
Saat ini, permintaan gula semut di negara Kanguru itu cukup tinggi untuk memenuhi permintaan hotel, super market juga produksi aneka makanan di negara itu.
Tingginya permintaan pasar ekpsor itu setelah mengikuti pameran produk gula semut Lebak di Belanda melalui sponsor perusahaan eksportir dari Jakarta.
Kami merasa bangga komoditas lokal itu mampu menembus pasar ekspor,termasuk di antaranya negeri Kincir Angin itu, katanya.
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com