Gula Semut Diekspor ke Malaysia

8 tahun yang lalu
Bagikan:
Gula Semut Diekspor ke Malaysia

Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor gula semut ke Malaysia karena permintaan dari negara tersebut. Pada akhir bulan Maret 2016, Sulut telah mengekspor gula semut produk turunan kelapa ke Malaysia sebanyak 7.600 kg dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar US$ 16.971, kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Hasudungan Siregar, di Manado, Selasa (26/4).

Dia mengatakan gula semut merupakan produk baru di tahun 2016 yang diekspor ke luar negeri. Ternyata, katanya, produk turunan kelapa asal Sulut sangat diminati negara luar seperti Malaysia, namun belum dikelola dengan baik oleh pengekspor. Saya mengharapkan permintaan gula semut dari Malaysia ini mampu mendorong pengekspor Sulut untuk menciptakan produk baru yang siap ekspor, jelasnya.

Dia mengatakan jika produk turunan kelapa semakin banyak maka, produk unggulan akan semakin beragam dan pasar pastinya akan bertambah. Karena permintaan produk turunan kelapa sebenatnya sangat tinggi, tapi masih belum bisa dipenuhi, jelasnya.

Pemerintah, katanya, akan terus mendorong dan memfasilitasi juga sebagai stimulus, namun selanjutnya harus ada inovasi yang tinggi dari petani dan pengekspor.

Gula semut merupakan gula merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yg bersarang di tanah. Bahan dasar untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon kelapa atau pohon aren (enau).Karena kedua pohon ini masuk jenis tumbuhan palmae maka dalam bahasa asing, secara umum gula semut hanya disebut sebagai Palm Sugar atau Palm Zuiker.

Permintaan akan gula semut terus meningkat dari waktu ke waktu. Ini tidak lepas dari usaha para produsen gula semut yang terus melakukan pendidikan pasar. Terutama terhadap target pasar industri yang sangat mempertimbangkan efisiensi, mereka terus menonjolkan sisi kepraktisan dari gula semut dibandingkan dengan menggunakan gula merah biasa.

 

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com