Harga Bahan Pokok Cuma Turun 0,1%

8 tahun yang lalu
Bagikan:
Harga Bahan Pokok Cuma Turun 0,1%

Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Selasa (12/4), Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan kebijakan pemerintah terkait penetapan harga BBM jenis solar dan premium. Meski harga minyak dunia sudah menurun drastis, pemerintah hanya menurunkan harga solar dan premium sebesar Rp 500 per liter untuk periode 1 April 2016-30 Juni 2016, karena ingin menjaga stabilitas perekonomian. Sebab, penurunan harga BBM tidak diikuti oleh harga bahan kebutuhan pokok. Sebaliknya kalau harga BBM naik, belum ditetapkan naik pun harga bahan pangan pokok sudah melonjak.

Jika sekarang harga BBM turun terlalu tajam dan suatu saat harus dinaikkan lagi karena kenaikan harga minyak, ujung-ujungnya masyarakat harus menanggung kenaikan harga barang-barang yang di luar kewajaran. Selama ini apabila harga turun tidak diikuti harga barang-barang kebutuhan. Sebaliknya kalau harga naik. Kita ingin melindungi masyarakat bawah dari naik turunnya harga, kata Sudirman. dalam rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta.

Karena itu, sebutnya, harga solar dan premium hanya diturunkan sedikit, masih di atas harga keekonomian. Margin yang diperoleh Pertamina dari penjualan Solar dan Premium saat ini akan dijadikan 'bantalan' saat harga BBM naik lagi. Kita melihat ke depan akan ada tren kenaikan. Ada baiknya kita simpan kelebihan saat ini sebagai bantalan saat harga naik, paparnya.

Menurut kajian Kementerian ESDM, ketika ada penurunan harga BBM sebesar 3,5%, harga bahan pokok hanya turun 0,1%. Sedangkan saat harga BBM naik delapan persen, kenaikan harga bahan pokok mencapai dua persen, jauh lebih tinggi dampaknya dibanding saat harga BBM turun, Sudirman menjelaskan.

Ongkos transportasi juga serupa. Ketika harga BBM jenis Solar turun 16%, tarif transportasi cuma turun 5-10%. Tapi kenaikan harga Solar 16 persen membuat tarif transportasi naik 30 persen, ungkapnya.

Atas dasar itulah pemerintah memutuskan untuk menjaga harga BBM tidak turun terlampau jauh. Pemerintah berkesimpulan apabila pemerintah masih bisa menyimpan margin, maka kita memilih untuk tidak menurunkan (harga BBM) sampai harga keekonomian, pungkasnya.

 

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com