Harga Bawang dan Buah-buahan Naik

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Harga Bawang dan Buah-buahan Naik

Harapan masyarakat agar pemerintah dapat menstabilkan harga kebutuhan pangan, masih jauh dari harapan. Pasalnya, harga bawang merah dan bawang putih yang biasanya stabil, kini juga sudah terkerek naik.

Dari pantauan Citraindonesia.com, Rabu (5/3/2014), harga bawang merah lokal di pasar grosir Pasar Induk Kramar Jati, dalam tiga hari terakhir melonjak dari Rp18.000/kg menjadi Rp24.000/kg. Di tingkat pedagang eceran seperti di pasar tradisional Pasar Minggu Jakarta Selatan,dijual hingga Rp30.000/kg dari harga Rp25.000/kg.

Bawang putih impor di tingkat grosir juga melejit dari Rp12.000/kg menjadi Rp16.000/kg. Di tingkat pengecer, dijual paling murah Rp24.000/kg sebelumnya Rp18.000/kg. Komoditi lain yang naik adalah buah pear, anggur impor, jeruk Medan dan salak. Di tingkat pengecer di Pasar Minggu semula dijual Rp20.000/kg naik menjadi Rp30.000/kg.

Jeruk Medan yang semula dijual Rp16.000/kg, kini dijual Rp22.000/kg. Anggur impor dijual Rp70.000/kg dari harga semula Rp60.000/kg. Dan salak dijual Rp13.000/kg dari harga Rp8.000/kg. Sementara itu, harga cabai relatif stabil meski masih dalam kisaran harga yang tinggi.

Di tingkat grosir, harga cabai merah bertahan di harga Rp25.000/kg, dan di tingkat pengecer paling murah dijual dengan harga Rp32.000/kg. Harga cabai rawit merah di tingkat grosir masih Rp70.000/kg, dan di tingkat pengecer paling murah dijual Rp78.000/kg.

 

Cabai hijau besar di tingkat grosir masih dijual dengan harga Rp18.000/kg, dan di tingkat pengecer paling murah dijual dengan harga Rp25.000/kg. Dan cabai merah besar (TW) di tingkat grosir telah naik dari Rp20.000/kg menjadi Rp27.000/kg. Di tingkat pengecer, harga komoditi ini naik dari Rp26.000/kg menjadi Rp35.000/kg.

Tari, pedagang di Pasar Minggu Blok C mengatakan, ketidakstabilan harga ini membuat jumlah pembeli berkurang, sehingga omset pun turun. “Pembeli maunya harga murah, kalau harga yang dia tawar di bawah modal, saya jelas nggak mau jual,” tegasnya.

Menurut informasi, gejolak harga ini antara lain diakibatkan oleh letusan Gunung Kelud yang membuat petani hortikultura di Jogjakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami gagal panen. Padahal, banyak komoditi jenis ini yang didatangkan dari sana.

Sumber : http://ews.kemendag.go.id