Harga Buah Asal Karo Masih Mahal

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Harga Buah Asal Karo Masih Mahal

Status aktivitas Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut ) hingga kini masih belum normal. Akibatnya harga buah-buahan dari sentra produksi utama Sumut di pasar tradisional Medan masih bertahan tinggi. Pantauan MedanBisnis di Pasar Inpres Simpang Kuala, Padangbulan Medan, harga buah - buahan berupa jeruk, markisa dan terong belanda yang dipasok dari daerah Tanah Karo masih mahal.

Menurut keterangan dari sejumlah pedagang buah. Harga tersebut bertahan mahal disebabkan pasokan dari Karo belum normal. Hal ini akibat terjadi erupsi Gunung Sinabung. "Kenaikan harga ini akibat Gunung Sinabung meletus. Banyak penduduk sekitar gunung yang mengungsi. Begitu juga dengan petani. Mereka tidak berani pergi ke kebun," kata, Anta pedagang buah, di pasar tersebut, kepada MedanBisnis, Senin (24/3).

Sejak Gunung Sinabung meletus, lanjut Anta, para pedagang buah di Medan tidak mendapatkan stok buah yang cukup. Dampaknya harga jual menjadi naik. "Rata-rata kenaikan harga mencapai 30 persen," ujar pria yang sudah puluhan tahun berjualan buah.

Dijelaskannya, harga jeruk madu saat ini dijual Rp30.000 per kg dari harga sebelum erupsi yang paling mahal Rp20.000 per kg.Terong belanda juga sudah Rp25.000 per kg dari Rp18.000 per kg dan markisa mencapai Rp25.000-Rp30.000 per kg dari Rp15.000.

Akibat lonjakan harga buah-buahan tersebut, sambungnya, pendapatan para pedagang buah menurun drastis. "Saya meminta kepada instansi terkait agar bisa menstabilkan harga buah-buahan, kalau berlangsung lama, kami bisa bangkrut," tukasnya.

Senada dikatakan Ira, penjual buah lainnya. Menurutnya, sejak Gunung Sinabung meletus, harga buah dari Berastagi hingga kini masih bertahan. "Tidak ada yang berani memetik hasil kebunnya. Semua penduduk sekitar gunung tersebut sudah mengungsi," tuturnya.

Tak hanya buah lokal, harga buah-buahan impor juga masih tetap bertahan mahal. Seorang pedagang di Pusat Pasar Medan, Ucok, mengatakan, kondisi tersebut terjadi karena masih tingginya nilai mata uang dolar AS. "Harga buah impor masih tinggi. Harga melonjak bersamaan dengan tingginya nilai tukar dolar AS," katanya. (cw04)

Sumber : http://medanbisnisdaily.com