Harga Cabai Merah dan Kopi Arabika Masih Rendah

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Harga Cabai Merah dan Kopi Arabika Masih Rendah

Para petani cabai merah dan kopi arabika (ateng) di Kabupaten Dairi kini mengeluh. Pasalnya harga kedua komoditas tersebut masih rendah. Pengamatan MedanBisnis, di sejumlah agen pengumpul di Sidikalang pada perdagangan Sabtu (19/4), harga cabai merah di tingkat pengumpul Rp 8.000/kg Seorang petani, Lamria boru Sihombing (45) warga Desa Berampu, Kecamatan Berampu, ditemui wartawan, Sabtu (19/4) saat menjual hasil pertaniannya mengatakan, harga itu sudah bertahan dua minggu terakhir dan belum ada perubahan. Sementara cabai rawit malah makin meroket, yakni berada di level Rp30.000/Kg.

Lamria menyebutkan, anjloknya harga cabai membuat petani enggan panen. Sebab, harga jual dengan hasil didapat tidak sebanding. Untuk memanen cabai, petani harus menggaji pemetik tentu harus mengeluarkan biaya. Sehingga, dari pada menelan kerugian besar untuk membayar pekerja, mereka memilih membiarkan tanaman itu tidak dipanen.

Hal tersebut sangat melemahkan ekonomi petani, sebab kebanyakan petani di daerah itu mengandalkan perekonomian dari bertanaman cabai disamping tanaman hortikultura lainnya. Begitu juga modal yang dikeluarkan petani untuk bertanam cabai sudah lumayan besar, sementara hasil didapat tidak seberapa bila melihat harga cabai saat ini.

Dia menambahkan, selain cabai merah, kondisi sama terjadi juga pada kopi arabika (ateng). Di tingkat petani harganya hanya Rp22.000/Kg, dari sebelumnya sudah mencapai Rp30.000/kg. Kondisi itu sangat dikeluhkan para petani dan berharap harga bisa naik kembali.

Salah seorang agen pengumpul hasil bumi di kota Sidikalang, Bismar Banjarnahor, saat dikonfirmasi Sabtu pekan lalu, membenarkan jika harga kedua komoditas itu masih tetap anjlok. Agen tersebut mengatakan, anjloknya harga sudah terjadi dua minggu terakhit dan belum beranjak naik.

Ia mengaku tidak mengetahui dengan pasti apa penyebab penurunan harga itu. Dikatakannya, permintaan agen luar kota terhadap komoditas tersebut masih tetap, tidak ada perubahan atau pengurangan pesanan. Hanya saja, hingga saat ini harga pasaran masih tetap anjlok. Kita tidak berani berspekulasi menaikkan harga ke petani, ungkapnya (rudy sitanggang)

Sumber : http://medanbisnisdaily.com