Harga Cabai Merah di Tobasa Turun Drastis

9 tahun yang lalu
Bagikan:
Harga Cabai Merah di Tobasa Turun Drastis

Para petani cabai di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) terancam merugi. Pasalnya, harga cabai setiap minggunya di pasar tradisional terus turun. Saat ini harga caba merah di tingkat petani cuma Rp 8.000/kg sedangkan untuk cabai rawit hanya Rp 7.000/kg. Salah seorang petani cabai asal Lumban Julu, Sihar Manurung (38) mengatakan saat ini harga jual cabai di pasar tradisional Porsea terus menerus turun. Sehingga biaya produksinya yang sudah dikeluarkan tidak bisa tertutupi.

Benar, biaya perawatan cabai yang sudah kita keluarkan cukup besar, sementara kalau cabai dijual ke pasaran cuma Rp 8.000/kg. Kami nggak tahu lagi bagaimana caranya untuk menutupi biaya pengolahan lahan, bibit, maupun pembelian pupuk dan obat-obatan yang keluar sudah cukup besar, kalau terus harga cabai tiap minggu terus anjlok, katanya saat akan menjual cabainya, di Pasar Tradisional Porsea, Rabu (25/2).

Hal senada disampaikan petani cabai asal Sionggang, Kecamatan Lumban Julu, Nety Sitorus. Dia mengatakan dengan harga cabai sekitar Rp 8.000/kg, biaya produksi yang sudah dikeluarkan tidak bisa tertalanggi, belum lagi adanya biaya petik per hari sebesar Rp 70.000/orang.

Coba bayangkan pak, kalau terus menerus harga cabai turun apalagi sudah mencapai Rp 8.000/kg, tentu cabai yang dijual tidak mampu untuk menutupi biaya produksi. Bila dihitung biaya petiknya saja sudah habis sepertiga, belum lagi biaya perawatan dan ongkos angkutnya ke pasar, ucap ibu paruh baya itu.

Menurut Nety, saat membudidayakan cabai, biaya produksi seperti pengolahan lahan, bibit, mulsa, bahkan pembelian obat obatan untuk pembasmian hama dan penyakit telah banyak yang keluar. Jika dihitung untuk budidaya cabai biaya yang dikeluarkan sudah mencapai jutaan rupiah sedang hasil yang diperoleh sangat minim. Memang harga cabai sudah sangat jauh turun. Tidak sebanding dengan biaya produksi yang ke luar. Tapi apa boleh buat pak, kita tetap saja bersyukur cabai tidak diserang hama.

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com