Harga Kedelai Impor Turun

9 tahun yang lalu
Bagikan:
Harga Kedelai Impor Turun

Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menurun menjadi Rp6.600 per kg pekan ini dibanding sebelumnya Rp7.000 per kg. Penurunan harga jual kedelai impor tersebut terjadi sejak sepekan, kata Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf di Kudus, Jumat (8/5).

Dia mengaku belum mengetahui penyebab pastinya turunnya harga jual kedelai impor tersebut. Terlebih lagi, kata dia, saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga cenderung melemah, namun harga jual kedelai impornya justru turun.

Beberapa waktu lalu, kata dia, harga jual bahan bakar minyak (BBM) juga mengalami kenaikan. Meskipun harga jualnya turun signifikan, lanjut dia, permintaan cenderung stabil karena per harinya berkisar 15 ton hingga 20 ton per hari. Sementara jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kudus mencapai 300-an pengusaha.

Stok kedelai impor saat ini, kata dia, tersedia 50-an ton.Selain tersedia kedelai impor, katanya, saat ini stok kedelai lokal juga ada, meskipun stok yang tersedia hanya 5 ton.

Harga jual kedelai lokal saat ini, kata dia, hampir sama dengan kedelai impor sebesar Rp6.550 per kg. Biasanya, kedelai lokal hanya dijadikan bahan campuran karena selama ini ketersediaannya memang tidak bisa terjaga seperti halnya kedelai impor, ujarnya.

Sumber : www.medanbisnisdaily.com

Harga Kedelai Impor Turun

9 tahun yang lalu
Bagikan:
Harga Kedelai Impor Turun

Bojonegoro. Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan harga kedelai impor turun menjadi Rp 7.300 per kg dari semula berkisar Rp 7.500 per kg. Pedagang kedelai di Pasar Bojonegoro, Rabu (14/10), menduga, penurunan harga tersebut sebagai dampak dari penurunan nilai dolar AS sejak tiga hari lalu. Harga kedelai impor sangat dipengaruhi dengan nilai tukar dolar AS. Kalau kurs dolar naik, ya harga pengambilan kedelai impor di Surabaya juga ikut naik, ujarnya.

Disebutkannya, harga kedelai impor, semula sekitar Rp 6.900 per kg. Karena kurs dolar AS naik, maka harga kedelai juga naik hingga Rp 7.500 per kg. Bagi pedagang kedelai seperti saya menaikan harga kedelai tidak terlalu tinggi, sebab takut kehilangan pembeli, ucapnya.

Ia mengaku bisa menjual kedelai impor rata-rata 5 ton dalam sepekan. Namun sejak ada kenaikan harga kedelai impor ditambah panen kedelai lokal, maka penjualan kedelai impor mulai turun. Perajin tahu lebih banyak membeli kedelai lokal dibandingkan kedelai impor. Tapi kalau perajin tempe lebih banyak membeli kedelai impor, jelas Akbar.

Hal senada juga disampaikan Sakip, pedagang eceran di Pasar Banjarjo. Menurutnya, pengaruh turunnya nilai tukar dolar AS juga mengakibatkan harga kedelai lokal ikut turun. Turunnya harga kedelai lokal, selain dipengaruhi turunnya nilai tukar dolar Amerika Serikat juga karena ada panen tanaman kedelai di Bojonegoro, jelas dia.

Saat ini, lanjut Akbar, di sejumlah desa di Kecamatan Balen, Kecamatan Sukosewu, dan Kecamatan Kapas, ada panen tanaman kedelai lokal. Di Pasar Bojonegoro dan Pasar Banjarjo, harga kedelai lokal yang semula sekitar Rp 6.500 per kg, turun menjadi Rp 6.200 per kg.

Ketua Paguyuban Tahu dan Tempe Kabupaten Bojonegoro Arifin, membenarkan harga kedelai impor mulai turun, yang dipengaruhi turunnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Namun turunnya harga kedelai impor belum pulih karena harga kedelai impor semula hanya Rp 6.900 per kg. Normalnya harga kedelai impor sekarang ini seharusnya sekitar Rp 7.000 per kilogram, ucapnya.

Ia menambahkan kenaikan harga kedelai yang terjadi akhir-akhir ini, mengakibatkan keuntungan sekitar 150 perajin tahu dan tempe yang menjadi anggotanya berkurang sekitar 20%, dibanding sebelum ada kenaikan harga kedelai.

Tapi belum ada perajin tahu dan tempe yang berhenti berproduksi, karena kenaikan harga kedelai, ucapnya.

Sumber : www.medanbisnisdaily.com