Harga Pangan Turun, Sumut Deflasi 0,24%

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Harga Pangan Turun, Sumut Deflasi 0,24%

Turunnya harga sejumlah komoditas pangan di Sumatera Utara (Sumut) berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga di Sumut secara keseluruhan.Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, akibat penurunan harga komoditas pangan seperti cabai merah, bawang merah, cabai rawit dan tomat buah, Sumut mengalami deflasi 0,24% pada Maret 2014. Pada Maret 2014, tiga kota dengan indeks harga konsumen (IHK) di Sumut mengalami deflasi yakni Sibolga sebesar 0,57%, Medan sebesar 0,34%, dan Padangsidimpuan sebesar 0,05%. Sedangkan Pematangsiantar mengalami inflasi sebesar 0,59%. Dengan demikian, secara keseluruhan Sumut mengalami deflasi sebesar 0,24%, papar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Bismark S Pardamean kepada pers di Medan, Selasa (1/4).

Turunnya harga pangan menjadi pemicu utama deflasi. Di pasar, cabe merah turun sebesar 30,09%, bawang merah turun sebesar 29,59%, cabai rawit turun sebesar 15,68% dan tomat buah turun sebesar 20,99%. Rata-rata, untuk empat kota IHK di Sumut, komoditas pangan tersebut memiliki andil terhadap deflasi antara 0,06% hingga 0,39%.

Selain komoditas pangan tersebut, komoditas lain penyumbang deflasi di Sumut adalah harga daging ayam ras turun sebesar 4,74%, harga ikan kembung turun sebesar 2,53% dan harga ikan tongkol turun sebesar 2,5%.

Terjadinya deflasi pada Maret 2014 menyebabkan laju inflasi kumulatif masing-masing kota seperti Sibolga menjadi 0,16%, Pematangsiantar sebesar 0,95%, Medan sebesar 0,06% dan Padangsidimpuan sebesar 0,29%. Sementara itu, inflasi kumulatif untuk Sumut sebesar 0,16%. Sedangkan laju inflasi year on year (yoy) untuk Sibolga sebesar 5,91%, Pematangsiantar 8,88%, Medan 7,69%, dan Padangsidimpuan 6,43%. Sementara itu, inflasi year on year untuk Sumut sebesar 7,69%, lebih tinggi dari nasional yang berada pada level 7,32%.

Dari 23 kota di Pulau Sumatera, sebanyak tujuh kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Pematangsiantar sebesar 0,59% dan inflasi terendah terjadi di Bengkulu sebesar 0,04%. Sedangkan 16 kota mengalami deflasi, dimana deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,76% dan deflasi terendah terjadi di Padangsidimpuan sebesar 0,05%.

Di Indonesia, dari 82 kota yang diamati IHK-nya, sebanyak 45 kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,15% dan inflasi terendah terjadi di Kediri dan Makassar sebesar 0,02%. Sedangkan 37 kota lainnya mengalami deflasi, dimana deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,43% dan deflasi terendah terjadi di Sorong sebesar 0,02%. Secara nasional, Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,08%.

Pengamat ekonomi Sumut, M Ishak mengatakan, angka deflasi tersebut bisa dibilang masih sangat normal karena hanya turun tipis dari bulan sebelumnya yang juga mengalami deflasi sebesar 0,69%. Pergerakan ini sangat wajar dan nantinya akan mengerek permintaan konsumen terhadap barang-barang di pasaran, katanya. (daniel pekuwali)

Sumber : http://medanbisnisdaily.com