Harga Rendah, Potensi Tanaman Kedelai Tak Berkembang
Meski tanaman kedelai memiliki potensi lahan yang sangat bagus di Sumatera Utara (Sumut), namun, keberadaannya yang tak didukung harga jual yang baik, petani tetap kurang berminat untuk mengembangkannya. "Akibat yang ditimbulkannya, jumlah luas tanaman kedelai tidak sebanding dengan tanaman pangan lainnya seperti jagung maupun ubi kayu," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sumut, Jhon A Sinaga kepada MedanBisnis, Senin (17/3) di Medan.
Dikatakan Jhon, untuk harga jual kedelai di tingkatan petani, harga yang berlaku hanya berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kg. Sementara, jagung harganya bisa mencapai Rp 3.200 per kg. "Selain itu, untuk jagung perhektare produksinya bisa mencapai 7 ton," sebutnya.
Atas hal itu, kata Jhon, setiap tahunnya lahan pertanian kedelai menyusut karena dikonversikan. Begitupun, jumlah petani yang memanfaatkannya sebagai tanaman utama dalam pertaniannya masih lebih tinggi ketimbang petani yang hanya memanfaatkannya sebagai tanaman sela.
"Untuk luas tanaman utamanya pada kedelai sekarang mencapai sekitar 6.000 hektare. Sementara untuk tanaman sela, hanya berkisar 3.000 hektare," jelasnya.
Namun, Jhon beranggapan, kualitas kedelai yang dihasilkan petani tanah air tidak kalah baik dengan kedelai asal Amerika Serikat. Malah, kedelai asal Sumut bisa lebih baik ketimbang kedelai impor.
"Secara kualitas, kedelai kita tidak kalah dengan kedelai asal Amerika. Malah logikanya, kedelai kita jauh lebih baik. Sebab, yang namanya impor dengan jarak yang jauh untuk memperolehnya pasti akan mengurangi kualitasnya. Itu makanya, jangan beranggapan kedelai lokal itu kalah kualitas, apalagi belum ada lembaga yang menyebutkan kedelai kita kalah dengan kedelai impor," pungkasnya.
Beradasarkan data realisasi tanam, panen, dan target kedelai Dinas Pertanian Sumut pada bulan Januari 2014, total produksinya mencapai 143 ton, yang diproduksi oleh 11 kabupaten/kota di Sumut. Angka itu berdasarkan realisasi tanam seluas 693 hektare dan 139 hektare realisasi panen.
Sementara, untuk kabupaten/kota yang memproduksi terbanyak terdapat di Kabupaten Langkat sebanyak 34 ton pada bulan tersebut. Disusul Kabupaten Labura sebanyak 26 ton, dan Deli Serdang serta Tapanuli Selatan masing-masing sebanyak 20 ton.(rozie winata)
Sumber : http://medanbisnisdaily.com