Harus diakui, Bulan Ramadhan Tahun ini, Harga Sembako Justru Turun
Sudah menjadi tradisi bahwa setiap memasuki bulan ramadhan harga kebutuhan bahan pokok selalu meningkat. Namun ada yang tidak biasa pada Ramadan kali ini, justru di beberapa tempat harga sembako mengalami penurunan, meskipun sebelumnya sempat naik menjelang Ramadhan.
Seperti di Kabupaten Semarang, salah seorang penjual sembako di Pasar Kembang Sari Kecamatan Tengaran, Ibu Suratan menuturkan harga beras turun dari Rp 9.500/kg menjadi Rp 9.000/kg. Harga bawang merah turun dari Rp 32.000/kg menjadi Rp 20.000/kg. “Untuk harga bawang putih turun dari Rp 19.000/kg menjadi Rp 17.000/kg dan gula pasir serta telur tetap, yakni Rp 11.500/kg dan Rp 19.000/kg,” ujarnya. (elshinta.com, 22/6)
Demikian juga di Pekanbaru, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru Mas Irba H Sulaiman, mengatakan harga kebutuhan pokok Seperti cabe merah asal Bukittinggi, turun dari Rp45 ribu menjadi Rp38 ribu per kg, cabe merah asal Jawa turun dari Rp38 ribu menjadi Rp34 ribu per kg. Selanjutnya, kata Mas Irba, cabe hijau dari Rp40 ribu turun menjadi Rp34 ribu per kg. Serta cabe rawit yang sempat meroket Rp40 ribu per kg kini berangsur turun menjadi Rp32 ribu. “Daging ayam kini Rp23 ribu per kg. Daging sapi Rp100 ribu per kg. Gula pasir juga turun dari Rp13 ribu menjadi Rp12 ribu,” katanya. Kemudian harga bawang merah kini Rp28 ribu per kg dan bawang putih Rp18 ribu per kg. Sedangkan yang cenderung naik seperti buncis dan kol yang naik dengan selisih rata rata Rp1.000 dari harga sebelumnya. (katariau.com)
Hal yang sama terjadi di Kota Tegal sembako di Pasar Pagi dan Pasar Randugunting Kota Tegal, dalam dua hari terakhir stabil dan cenderung mengalami penurunan. Penurunan terjadi pada harga telur dan gula pasir yang mencapai Rp 2 ribu per kg.“Harga telur sekarang jadi Rp 21 ribu per kg, sebelumnya sampai Rp 23 ribu per kg. Sedangkan untuk harga gula pasir awalnya Rp 12 ribu per kg, sekarang jadi Rp 11 ribu per kg,” ujar pedagang sembako di pasar Randugunting, Karti (42). Sementara untuk harga minyak goreng masih stabil berkisar Rp 12 ribu – Rp 13 ribu per kg.
Stok Melimpah dan Kurangnya daya beli
Menurut para pedagang, penurunan harga kali ini terjadi karena ketersediaan stok barang yang melimpah. Menurut Karti, banyak pedagang yang mengalami kerugian karena sudah menyimpan stok barang sebelum harga sembako turun. “Ya sudah, mau tidak mau saya harus tetap menjual sembako dengan harga yang sekarang,” tambahnya. Sementara Nuning (42) pedagang di pasar Pagi Kota Tegal mengatakan, “Harga sembako turun disebabkan persaingan antar pedagang. Soalnya pasokan sembako sudah mulai banyak. Kalau harga sembako naik, biasanya karena pasokan kurang,” terangnya. Sedangkan Fauzi salah seorang pedagang bawang merah di Pasar Dukuh Semar Kota Cirebon, mengatakan bahwa penurunan harga ini lantaran pasokan meningkat namun tidak deng diiringi dengan permintaan yang meningkat. “Bawang jumlahnya lagi banyak, tapi pembeli masih normal-normal saja,” katanya (metrotvnews.com)
Di Pekanbaru, penurunan harga sembako lebih disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat, hal ini disampaikan pula oleh Kabag Perdagang Disperindag Kota Pekanbaru Mas Irbi H Sulaiman.”Pekan kedua ini memang tren sembako turun. Salah satu penyebabnya daya beli masyarakat lesu sehingga pedagang tidak bisa memasang harga tinggi,” sebutnya. (katariau.com) Sementara, pedagang sembako lainnya, Badriah mengatakan turunnya harga kebutuhan pokok dipicu menurunnya daya beli masyarakat seiring tahun ajaran baru. Sementara, pedagang sembako lainnya, Badriah pedagang Pasar Kembangsari Kabupaten Semarang mengatakan turunnya harga kebutuhan pokok dipicu menurunnya daya beli masyarakat seiring tahun ajaran baru. (elshinta.com)
Penurunan ini tentunya membuat beban masyarakat konsumen sedikit tertolong dalam menghadapi Ramadhan dan Lebaran kali ini.
Sumber : http://tasbihnews.com