Hatta: Harga Cabai Bisa Picu Inflasi
Pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk mengimpor bahan pangan kalau pasokan dalam negeri tidak cukup. Pasokan dari luar negeri itu bertujuan untuk menutup kekurangan dalam negeri.
"Kalau (stok pangan), ya inflasi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, dalam acara "Launching Buku 'Alam dan Jejak Perjuangan Prawoto Mangkusasmito: Ketua Umum (Terakhir) Partai Masyumi' di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Minggu, 26 Januari 2014.
Namun, Hatta mengaku belum tahu apakah ada kekurangan stok bahan pangan. Sejauh ini, dia mengaku belum mendapat laporan dari Kementerian Pertanian.
"Saya belum dapat laporan dari Menteri Pertanian seberapa besar kekurangan ini. Tapi, kalau kurang dan tidak bisa disuplai dari dalam negeri, ya harus impor," kata dia.
Lalu, Hatta pun menyebutkan bahan pangan yang kemungkinan bisa menyebabkan inflasi. "Kalau dilihat dari harga yang naik, itu ada cabai. (Ada) cabai merah, cabai rawit, ayam ras, dan daging sapi," kata Ketua Umum PAN itu.
Seperti yang diketahui, harga cabai-cabaian kian 'pedas.' Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPI) Ngadiran mencatat harga cabai keriting naik dari Rp30 ribu menjadi Rp46 ribu per kilogram (kg). Harga cabai rawit dan cabai merah besar juga tidak ada bedanya dengan harga cabai rawit keriting.
"Tapi, kalau harga cabai merah hijau itu naik jadi Rp32 ribu per kg. Tadinya Rp18 ribu per kg," kata Ngadiran ketika dihubungi VIVAnews, beberapa waktu lalu.
Bawang merah pun juga naik dari Rp16 ribu jadi Rp22 ribu per kg. Sementara itu, bawang putih "aman" bertengger di angka Rp13 ribu per kg. Sementara itu, harga kentang juga merangkak naik bersama sejumlah jenis sayur mayur.