Ini Alasan Indonesia Harus Tetap Impor Bawang Merah
Kegiatan impor produk hortikultura termasuk bawang merah tak bisa dihindari. Alasan keberlangsungan pasokan di dalam negeri yang tak kontinyu menjadi penyebab impor komoditas pangan ini masih terjadi.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Hasanuddin Ibrahim mengakui Indonesia kerap mengimpor bawang merah dari negara-negara di utara khatulistiwa seperti Vietnam, India, dan Thailand.
Periode musim hujan antara Indonesia dan negara-negara tadi berlawanan. Sehingga berdampak pada perbedaan musim panen bawang merah di kedua wilayah. Saat Indonesia kekurangan bawang merah, di negara-negara tersebut justru sedang berlimpah.
Saat kita di selatan khatulistiwa (Pulau Jawa) hujan maka negara-negara di Utara kering, dan sebaliknya, katanya kepada detikFinance, Selasa (6/5/2014)
Menurutnya impor bawang merupakan simbiosis mutualisme saling membantu antara Indonesia di sekitar khatulistiwa dengan negara-negara tetangga terutama Vietnam yang di Utara khatulistiwa. Saat ini dari total kebutuhan bawang merah, sebanyak 20% harus diimpor dari Vietnam, Thailand dan lainnya.
Untuk bawang merah kita impor 20% dan ekspor juga hampir sebesar itu, katanya.
Bawang merah salah satu komoditas pangan yang mengalami lonjakan impor pada Maret 2014. Tercatat kenaikan hampir mencapai dua kali lipat untuk kedua jenis bawang ini dibandingkan bulan sebelumnya.
Berdasarkan data BPS, impor bawang merah dilaporkan volume impornya mencapai 22.908 ton atau senilai US$ 9,8 juta. Pada Februari, impor bawang merah adalah 14.315 ton atau US$ 6,5 juta.
Selama 3 bulan 2014, impor bawang merah adalah 43.470 ton atau US$ 19,4 juta. Impor bawang merah berasal dari beberapa negara. Terbesar adalah Thailand dengan volume 9.468 ton atau US$ 4,5 juta. Kemudian Vietnam 7.566 ton atau US$ 3,5 juta dan India dengan 5.873 atau US$ 1,8 juta.