Jelang panen raya padi Perum Bulog bisa stabilkan harga beras
Mendekati masa panen raya padi yang menurut rencana akan dimulai pada bulan Maret hingga April mendatang, membuat Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) berharap Peran Perum Bulog untuk bisa stabilkan harga beras. Mengingat nantinya masa transisi sebelum panen dan cuaca hujan yang intensitasnya cukup tinggi akan berpotensi membuat harga beras melonjak.
“Bulog punya peran sentral untuk bisa jadi stabilitator harga beras. Mereka selalu aktif menggelar operasi pasar (OP) maupun operasi pasar khusus (OPK). Di musim penghujan seperti sekarang ini, OP atau OPK sangat diperlukan,” kata Ketua Perpadi, Nellys Soekidi, Selasa (10/2/15). Nellys Soekidi menjelaskan OP yang ditujukan bagi masyarakat umum dan pedagang, maupun OPK untuk program raskin, tidak hanya menjamin ketersediaan beras, namun juga menstabilkan harga pada saat musim penghujan dan transisi seperti saat ini.
“Kegiatan OP maupun OPK yang dilakukan Bulog itu sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu,” jelasnya Tanpa adanya intervensi dari Perum Bulog melalui OP, lanjutnya, sudah pasti harga beras tidak terkendali. Kalaupun saat ini terdapat sedikit kenaikan harga, ia menilai masih dalam kondisi wajar.
Kondisi tersebut, setidaknya akan berlangsung hingga Maret 2015, ketika tiba musim panen raya. Ditambahkan Nellys untuk komoditas beras, tidak ada patokan harga normal. Yang penting stabilitas harga masih terkendali. Karena jika harga tidak stabil, bukan hanya masyarakat yang menjerit, namun juga pedagang dan petani. Pedagang sendiri, lanjutnya, tidak senang jika harga tinggi. Selain menambah beban modal, juga menghadapi risiko kerugian yang tidak sedikit. Kerugian bisa terjadi, ketika tiba-tiba harga turun secara drastis.
“Namun syukurlah selama ini Bulog selalu melakukan intervensi, sehingga dalam kondisi apapun harga tetap stabil,” katanya. Peran aktif Bulog, menurut Nellys, tidak hanya saat musim transisi seperti saat ini. Ketika musim panen raya, Bulog juga berperan melakukan pengadaan, yakni membeli langsung kepada petani. Dengan demikian, petani tidak dirugikan karena harga jualnya tidak anjlok. “Jadi yang terpenting memang keseimbangan antara produsen, konsumen, dan pelaku usaha. Tanpa peran tersebut, harga bisa saja suatu saat melambung terlalu tinggi, namun pada saat yang lain anjlok terlalu rendah.
Kondisi demikian sangat merugikan semua pihak,” tegasnya. Sementara intervensi Bulog melalui OPK sangat membantu masyarakat miskin. Melalui OPK, Bulog menyalurkan raskin dengan sasaran langsung masyarakat miskin. Untuk itu ia berharap, program raskin dapat dilanjutkan dan tetap menyentuh langsung masyarakat yang membutuhkan.
Sumber : http://kanalsatu.com