Jelang Ramadhan, Pemko Diminta Antisipasi Harga

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Jelang Ramadhan, Pemko Diminta Antisipasi Harga

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Lhokseumawe bidang pengembangan UMKM Syahrial Harni, SH mengingatkan kepada Pemko Lhokseumawe agar tetap mengamati perkembangan pasar di Lhokseumawe, apalagi menjelang bulan suci ramadhan. Biasanya pasar selalu jor-joran menetapkan harga berbagai komoditas. Antisipasi dini itu penting terhadap perkembangan pasar di Lhokseumawe, apalagi menjelang bulan suci ramadhan. Pemko Lhokseumawe harus melakukan tindakan antisipasi terhadap gejolak pasar. Biasanya jika hari besar tiba, harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, bahkan sampai tak terkendali dan masyarakat selalu dirugikan, kata Syahrial, Kamis (8/5).

Di sisi lain, dinas terkait yang berhubungan dengan kegiatan pasar seperti Disperindagkop Lhokseumawe, urai Syahrial, terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan sejumlah pasar tradisional Lhokseumawe. Jangan sampai pedagang menetapkan harga jor-joran tanpa terkendali. Jika terjadi gejolak pasar, maka harus bisa diidentifikasi berbagai jenis komoditas yang mengalami lonjakan. Bila sudah di luar ambang batas segera terus lakukan operasi pasar, tandasnya.

Berbeda dengan kebutuhan musiman, tambahnya, soalnya di Aceh jika menjelang hari besar keagamaan seperti puasa ramadhan maupun lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha, ada tradisi hari meugang yakni terjadi ledakan pasar daging dan harga kenaikannya juga cukup tinggi.

Daging sapi merupakan komoditas pengecualian, karena ledakan pasar daging sapi terjadi setahun hanya tiga kali. Yakni hari meugang puasa ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, sehingga jika harga tinggi tidak menjadi soal. Hanya saja yang perlu di perhatian adalah komoditas yang digunakan setiap hari oleh warga masyarakat seperti kebutuhan pokok, ucapnya.

Diharapkan, tambah Syahrial operasi pasar yang sering dilakukan tidak hanya beberapa komoditas saja seperti minyak goreng, tepung terigu, gula pasir dan sirup. Yang tidak bisa diabaikan begitu saja adalah beras. Bila perlu operasi beras tidak hanya sehari dua hari, tapi bisa selama seminggu. Begitu juga komoditas lainnya, terangnya.

Karena jika operasi pasar dilakukan sedikit lama, kata Syahrial pasti akan memengaruhi terhadap harga-harga kebutuhan pokok. Sehingga warga masyarakat tidak merasa terbebani dengan kebutuhan yang melonjak drastis itu, tuturnya. Disamping itu, kebiasaan jika menjelang hari-hari besar keagamaan, kebutuhan masyarakat semakin meningkat tajam, tidak hanya terhadap kebutuhan pokok, tapi juga kebutuhan sandang. (sugito tassan)

Sumber : http://medanbisnisdaily.com