Konsumsi Meningkat, Kakao Sumut Bisa Terangkat

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Konsumsi Meningkat, Kakao Sumut Bisa Terangkat

Investasi di bursa berjangka komoditi memiliki potensi yang menarik untuk dikoleksi di tahun 2014 selain di bursa saham. Produk yang diperjualbelikan ada 11 jenis, di antaranya emas, kopi, kakao, CPO, dan lain-lain. Sebanyak 40 persen komoditas di investasi jenis ini dikuasai oleh kakao dan CPO alias minyak mentah.

Kakao asal Sumatera Utara diprediksi bisa memberikan kontribusi dalam komoditi berjangka di tahun 2014. Setelah ketidakpastian produksi kopi akibat perubahan musim dan minyak mentah yang cenderung tidak stabil, kakao diharapkan bisa menjadi komoditi primadona. Tidak hanya untuk ekspor, tapi juga untuk hilirisasi.

“Nanti kita lihat dulu kesiapannya, misalnya kakao produksinya mulai berkurang nggak bisa juga dipaksa untuk ekspor. Tapi kakao pasti akan bangkit di 2014, apalagi secara nasional targetnya juga mencapai 1 juta ton. Ini bisa menjadi komoditas yang menarik untuk diinvestasikan. Apalagi Sumut salah satu sentra kakao nasional,” papar analis komoditi berjangka dari Sumut, Hamdani, kepada www.tribun-medan.com, Jumat (3/1/2014).

Ia memastikan potensi ekspor kakao termasuk di komoditi berjangka pada tahunn depan akan meningkat. Hal ini, katanya, mengacu pada analisis konsumsi coklat di regional Asia akan naik secara signifikan. Ia memaparkan kenaikan konsumsi tersebut telah terjadi setidaknya selama satu dasawarsa terakhir. Kenaikan tersebut salah satunya disebabkan oleh menggemuknya jumlah profesional dan kelas menengah di Asia . Selain itu, katanya, negara seperti China dan India mengalami lonjakan kenaikan permintaan sehingga menjadi pasar paling besar di seluruh dunia.

“Selain industri hilir seperti coklat kemasan atau susu, lanjutnya, industri pengolahan coklat juga terus membesar karena tren ini. Industri pengolahan coklat dunia terus mengalami pelipatgandaan sejak 1999 dan akan terus mengalami kenaikan. Potensi hilirisas industri ini di dalam negeri harus ditingkatkan juga,” jelasnya. Mengacu pada data Bloomberg, katanya, diprediksi pada tahun 2014, jumlah uang yang dikeluarkan oleh semua orang di Asia untuk membeli coklat adalah sejumlah 7,3 miliar dollar AS.

Sumber : medan.tribunnews.com