Lutfi Langsung Bahas Beras Impor
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik Muhammad Luthfi sebagai menteri perdagangan yang baru menggantikan Gita Wirjawan di Istana Negara, Jumat (14/2). Lutfi mengatakan akan langsung membahas soal beras impor asal Vietnam di Kemendag seusai pelantikan. Muhammad Luthfi diangkat sebagai mendag sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 8 P tahun 2014 yang ditandatangani pada 12 Februari 2014.
Luthfi ditunjuk Presiden menjadi menteri perdagangan setelah Gita Wirjawan mengundurkan diri dengan alasan ingin berkonsentrasi dalam proses konvensi calon presiden dari Partai Demokrat.
Dalam acara pelantikan tampak Wakil Presiden Boediono, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Herawati Boediono.Hadir pula para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan para pejabat. Mendag Lutfi kelahiran 16 Agustus 1969 ini merupakan lulusan Purdue University Indiana, AS. Dia adalah pendiri Mahaka Group. Dia pernah menjadi Ketua HIMPI Jaya periode 1998-2001. Setelah itu menjadi Ketua Nasional HIPMI 2001-2004. Kemudian terpilih sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Dubes Indonesia untuk Jepang. Lutfi seusai pelantikan dirinya sebagai Mendag langsung membahas soal beras ilegal dari Vietnam di kantornya.
Dia mengatakan akan mendengar penjelasan dulu dari rekan-rekan kerjanya di Kemendag mengenai beras impor itu."Kita dengar dululah. Kan sudah ada investigasinya. Kemarin juga Dirjen Bea Cukai sudah bicara secara teknisnya," jelasnya.
Selain beras impor, bencana alam yang telah membuat ketersedian produk pangan di dalam negeri mulai terganggu seperti cabai juga menjadi perhatian Lutfi.
"Pak Sekjen (Sekjen Kementerian Perdagangan Gunaryo) mengatakan ada musibah gunung meletus, masalah cabai sudah ada di depan mata," ungkapnya.
Dia menyadari waktu yang ia punya sebagai menteri perdagangan tidak banyak. Untuk itu dia mempunyai program khusus untuk menyelesaikan masalah-masalah klasik seperti ketersediaan pangan dan pengamanan jalur distribusi.
Pada prinsipnya program kerja yang ia lakukan adalah menjadi trouble shooter atau menyelesaikan masalah, menjadi akselerator atau percepatan penyelesaian masalah, dan komunikator yaitu koordinasi antar-instansi di Kemendag dan di luar Kemendag."Idenya adalah bisa menjaga inflasi karena terganggunya jalur distribusi, apalagi situasi alam tidak bersahabat. Dan juga menggenjot ekspor. Pokoknya ini yang saya coba petakan, mungkin minggu depan sudah ketemu dan mesti diselesaikan," tuturnya.(ant/dtf)
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com