Mendag Lutfi Isyaratkan Buka Kran Impor Pangan
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengisyaratkan akan membuka kran impor bahan pangan dalam rangka menjamin stabilisasi harga bahan pokok. Langkah tersebut diluncurkan untuk mencegah melejitnya harga bahan pokok karena terganggunya produksi dan distribusi bahan pangan akibat bencana yang melanda beberapa daerah di Indonesia.
"Yang penting, mana harga mahal atau harga terjangkau. Ya harga terjangkau kan," kata Lutfi di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (17/2).
Mengawali tugasnya sebagai Menteri Perdagangan, M Lutfi "bertandang" ke Kantor Menko Perekonomian Hatta Radjasa untuk meminta masukan dalam rangka menyukseskan tugasnya sebagai Mendag menggantikan Gita Wirjawan yang mengundurkan diri karena mengikuti Konvensi Capres dari Partai Demokrat.
Lutfi menuturkan, tidak bisa untuk memproteksi produksi dalam negeri di tengah kebutuhan yang tidak mencukupi. Sehingga untuk membuat harga menjadi terjangkau satu-satunya adalah menambah pasokan melalui impor.
"Kita ingin memproteksi produksi dalam negeri tapi pada saat bersamaan, untuk mendapatkan harga terbaik itu ada interaksinya. Jadi itu yang juga harus dijaga, jadi kalau barangnya nggak ada, harga melambung kan, jadi gitu, pokoknya sekarang kita lagi jaga supaya pertandingannya ini seimbang," jelasnya.
Mantan Duber RI untuk Jepang ini menuturkan dalam dua hari ke depan, pihaknya juga akan mencari upaya lain untuk membuat harga pangan turun dengan kebijakan yang cepat.
"Jadi kan gini, kita kan waktunya singkat, pokoknya yang bisa menyelesaikan yang dalam waktu jangka pendek ini ya," sebut Lutfi.
Sebagai Mendag yang akan bertugas dalam masa sekitar 8 bulan ke depan, Lutfi diharapkan menangani berbagai masalah serius di bidang perdagangan.
Di antaranya, menjamin stabilitas harga bahan pokok, menuntaskan kasus impor beras ilegal dan mendongkrak ekspor dalam rangka menciptakan surplus pada neraca perdagangan yang mengalami deficit selama dua tahun berturut-turut yakni 2012 dan 2013.
Menurut data Kemdag defisit neracara perdagangan dua tahun terakhir masing-masing senilai US$ 1,659 miliar dan US$ 6,36 miliar.
Masih Cukup
Pascaletusan Gunung Kelud, pasokan hortikultura seperti cabai, bawang, kol dan kubis mengalami gangguan. Namun menurut Lutfi pasokan masih cukup sehingga pemerintah belum membuka kran impor dalam rangka menekan lonjakan harga.
Mendag Lutfi mengatakan secara umum kondisi pasokan dan ketersediaan bahan pokok di 3 provinsi yang terkena dampak letusan Kelud yaitu Jatim, Yogyakarta dan Jateng masih cukup.
"Sampai saat ini pasokan masih cukup, ketersediaan bahan pokok masih cukup. Yang perlu diperhatikan adalah pasokan ke depan karena sumber bahan pangan pokok khususnya produk hortikultura yang berasal dari Jawa Timur mulai berkurang," jelasnya.
Lutfi mengakui ada lonjakan harga khusus cabai dan bawang di Pasar Induk Kramat Jati sekitar 12%-13%. Selain itu, pasokan produk hortikultura di Pasar Induk Oso Wilangun, Surabaya turun 50% dari 20 ton/hari kini menjadi 10 ton per hari. "Impor, nanti dulu lah," kata Lutfi yang ditemui di Kantor Kemendag di Jakarta, kemarin. (dtf)
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com