Menjelang HBKN Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Pemprov Sumut dan Kemendag RI melakukan Peninjauan Harga Sembako
Medan - Peninjauan Harga Sembako menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama dengan Kementerian Perdagangan RI melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Pusat Pasar Kota Medan, Rabu (4/12).
Hal ini dilakukan guna mencegah adanya lonjakan harga akibat penimbunan bahan pangan menjelang perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru 2020. Hasilnya, diketahui harga sejumlah bahan kebutuhan pokok relatif stabil, meski beberapa komoditas yang harganya naik dan ada juga yang turun.
Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag, Veri Anggrijono mengatakan, peninjauan pasar ini dilakukan untuk mengetahui harga komoditas pangan di Sumatera Utara. Kita melakukannya koordinasi dengan Pemda setempat, dalam rangka mengamankan. Karena biasanya mendekati hari Natal dan Tahun baru, kita lakukan koordinasi dengan pemerintah baik tingkat provinsi maupun kota, katanya. Ia menyebutkan, apabila terjadi lonjakan harga menjelang Natal dan Tahun Baru 2020 ini, pihaknya akan melakukan operasi pasar. Apabila ditemukan indikasi naik beberapa komoditi, kita akan lakukan operasi pasar. Sehingga masyarakat dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru ini bisa tenang, ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan akan terus memantau harga komoditas pangan menjelang hari Natal dan Tahun Baru. Kalau sampai ini meningkat, kita akan lakukan operasi pasar, kita telusuri ini kenapa. Karena enggak ada angin enggak ada hujan kenapa naik. Itu nanti kita urus itu, ujarnya.
Bahan pokok yang harganya relatif naik seperti daging ayam, telur, gula, bawang merah, dan tomat. Untuk harga daging ayam beberapa pekan lalu rerata Rp26.000/kg menjadi Rp32.000/kg, telur dari yang biasanya Rp1.100/butir menjadi Rp1.400/butir. Bawang merah yang sebelumnya Rp25.000/kg menjadi Rp30.000/kg dan tomat sebelumnya rata-rata Rp3.000/kg menjadi Rp8.000/kg. Sedangkan gula pasir naik dari Rp12.000/kg menjadi Rp13.000/kg.
Saat sidak ke pasar, para pedagang Pusat Pasar Medan menggunakan kesempatan ini untuk mengeluarkan unek-uneknya kepada Gubernur, seperti uang parkir yang mahal untuk bongkar muat barang, masalah kerapian hingga harga yang mahal dari distributor.
“Banyak pedagang yang mengeluhkan harga bahan kebutuhan pokok ini sudah mahal dari distributor dan salah satu penyebabnya juga adalah parkir, karena bisa tidak hanya sekali saja mereka bayar parkir. Dan satu lagi, ini Pusat Pasar sangat tidak nyaman, harusnya Pusat Pasar itu bisa membuat orang nyaman berbelanja, kalau begini siapa yang lama-lama tahan di sini? Pada lari ke supermarket lah semua,” terang Edy Rahmayadi.
Menurut Edy Rahmayadi kenaikan harga telur memang sudah diprediksi, karena menurunnya minat masyarakat terhadap ikan. “Kita prediksi ayam dan telur itu memang harganya akan melonjak karena adanya kejadian pembuangan bangkai babi ke sungai,” kata Edy Rahmayadi, yang sidak bersama Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono, Kepala Bulog Divre Sumut Basirun dan Kepala Disperindag Sumut Zonny Waldi.
Seorang pedagang ikan di Pusat Pasar Tetty Simbolon yang kiosnya didatangi Edy Rahmayadi dan rombongan mengeluhkan sepinya pembeli dan menurunnya pendapatan pedagang ikan dampak pembuangan bangkai babi ke sungai. Bahkan, penurunan penjualan ikan mencapai 70 %.
“Penjualan ikan menurun 70 %, itu yang membuat kami susah, padahal ikan itu kan asalnya dari tengah laut, bangkai babi-babi itu paling cuma sampai pantai. Isu ikan kena bangkai babi itu hoaks,” ungkapnya.
Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan adalah bawang putih yang biasanya rerata Rp35.000/kg menjadi Rp28.000/kg, cabai merah yang sebelumnya Rp30.000/kg menjadi Rp24.000/kg. Cabai rawit yang sebelumnya Rp30.000/kg menjadi Rp25.000/kg, sedangkan daging sapi stabil di harga Rp110.000/kg.
Usai meninjau Pusat Pasar Medan, Edy Rahmayadi dan rombongan langsung menuju Gudang Bulog Divre Sumut di Jalan Mustafa, Medan untuk mengetahui ketersediaan bahan kebutuhan pokok. Diketahui saat ini Bulog memiliki stok 53.384 ton beras dan 53,8 ton daging kerbau beku.
“Bulog punya stok beras 53.384 ton dan daging beku 53,8 ton, itu cukup untuk 3 sampai 4 bulan ke depan. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal beras dan daging, belum lagi yang dari petani. Kita juga sudah menyerap 7.000 ton beras dari petani, belum termasuk beras dari pengusaha,” kata Kepala Bulog Divre Sumut Basirun.
Sumber : http://disperindag.sumutprov.go.id