Minat Petani Kembangkan Bawang Merah Dataran Rendah Minim
Meski dapat dikembangkan di daerah dataran rendah, namun minat petani untuk mengembangkan bawang merah masih sangat rendah. Padahal bawang merah merupakan salah satu komoditas pertanian yang dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya inflasi.
"Di pulau Jawa, bawang merah brebes sudah banyak dikembangkan petani dataran rendah, dan hasilnya cukup memuaskan. Tetapi di sini hal itu belum terjadi, sebab petani masih cenderung memilih bercocok tanam pada komoditas pertanian yang telah biasa dikembangkannya saja," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan Ahyar, kepada MedanBisnis, Selasa (4/2) di Medan.
Dijelaskannya, untuk Kota Medan sendiri, sejauh ini masih kawasan Marelan saja yang telah berhasil mencoba mengembangkannya melalui upaya demplot.
"Tetapi untuk dapat memenuhi kebutuhan sebanyak 2,9 juta penduduk Kota Medan hal itu masih tidak akan mungkin. Apalagi, lahan di Kota Medan yang tersedia untuk membudidayakannya luasnya terbatas hanya 5 hektare saja," jelasnya.
Untuk itu, Ahyar berharap produksi bawang merah dapat dikembangkan di kawasan dataran rendah lain di sejumlah kabupaten/kota potensial yang ada di Sumut.
"Kita mencoba menjadi pionir, supaya bersama-sama kabupaten/kota di daerah bisa mengembangkannya. Sebab, kebutuhan masyarakat Kota Medan pada bawang merah kan sangat tinggi, apalagi Karo pasokannya terhenti karena erupsi Sinabung belum berakhir," ungkapnya.
Oleh karena itu, sebagai perpanjangan tangan pemerintah pihaknya tengah berupaya menggerakkan dan memotivasi petani khususnya di Kota Medan untuk mengembangkan bawang merah sebagai komoditas pertaniannya.
"Sejauh ini masih dalam tahap proses, untuk lahannya memang sudah ada. Namun untuk penananamnya belum dilakukan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Sumut, Yulizar mengaku, sejauh ini Distan Sumut belum melakukan upaya pengembangan bawang merah di kawasan dataran rendah di Sumut.
"Masih Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan dan BPTP (Balai Pengkajian teknologi pertanian) saja yang telah memulai, seperti di daerah Asahan, Sergai, dan sejumlah tempat lainnya," sebutnya. (rozie winata)
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com