Musim Hujan Ganggu Produksi Hortikultura

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Musim Hujan Ganggu Produksi Hortikultura

Memasuki musim hujan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah mengantisipasi kenaikan harga cabai. Pasalnya salah satu produk hortikultura tersebut bisa menyumbang kenaikan inflasi yang cukup signifikan, terlebih dengan kondisi cuaca yang masuk musim hujan. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan kebijakan agar harga cabai tidak melonjak terlalu tajam.

“Kita sudah antisipasi sejak awal. Saat ini yang kita khawatirkan adalah produk hortikultura saja itu yang paling rentan pada saat musim hujan. Impor sampai sekarang masih tetap dibuka tetapi kita kendalikan. Yang paling rentan memang cabai,” ungkap Bayu di Jakarta, Senin (13/1).

Harga Referensi

Sejauh ini, pemerintah telah menetapkan kebijakan yang diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Dalam Negeri selaku Ketua Tim Teknis Pemantau Harga Produk Hortikultura Nomor 118/PDN/KEP/10/2013 tentang Penetapan Harga Referensi Produk Hortikultura.

Peraturan ini merupakan kelanjutan dari Peraturan Menteri Perdagangan No. 47/M-DAG/PER/8/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 16/M-DAG/PER/6/2013 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura. Peraturan ini dikeluarkan dan diberlakukan tanggal 3 Oktober 2013.

Harga referensi yang digunakan terhadap cabai merah keriting sebesar Rp 26.300/kg dan cabai rawit seharga Rp 28.000/kg. Artinya, jika kedua harga komoditas tersebut lebih dari harga referensi maka pemerintah akan membuka keran impor. Namun sebaliknya jika harga kembali normal atau di bawah harga patokan maka impor akan ditutup.

Hal lain yang menjadi perhatian pemerintah adalah pengaruh cuaca buruk yang berdampak pada terhambatnya distribusi kebutuhan pangan. Selain itu fluktuasi nilai kurs juga terus dimonitor agar harga kebutuhan pangan khususnya pangan impor tetap stabil.

"Yang sudah dihitung dan direncanakan karena faktor alam dan resiko lainnya adalah angkutan yang bersifat temporer tetapi kebutuhan pangan di beberapa daerah sudah cukup. Kurs masih berpengaruh terhadap beberapa harga. Pasokan komoditas lain cukup baik dan rasanya cukup tersedia dan terkendali," jelasnya.

Salah satu alasan yang menjadi kekhawatiran pemerintah adalah buruknya cuaca yang mempengaruhi pola pendistribusian produk hortikultura khususnya cabai. "Yang sudah dihitung dan direncanakan sudah karena faktor alam. Resiko lainnya adalah angkutan yang bersifat temporer dan beberapa daerah sudah cukup kurs masih berpengaruh terhadap beberapa harga," jelasnya.

Kementerian Perdagangan, curah hujan sudah mulai mempengaruhi harga sayur dan buah di banyak wilayah. Cabe merah di Jakarta kini naik Rp 3.000 per kilogram, menjadi Rp 35.000 per kilo. Bayu menuturkan, fluktuasi akan banyak dialami sayuran. Sedang komoditas lain, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, dan telur tetap aman. Hanya daging sapi yang masih belum memperoleh momentum penurunan harga sejak tahun lalu. Saat ini daging sapi per kilo Rp 98.000. "Daging sapi belum bisa turun karena terlanjur naik tinggi sejak tahun lalu," tandasnya.

Melonjak Naik

Beberapa konsumen dan pedagang sudah mulai merasakan betapa pedasnya harga cabai di pasaran. Seperti di Pasar Legi, Solo, Jawa Tengah. Para pedagang mengungkapkan bahwa harga cabai tiba-tiba naik Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per kilogramnya. Kenaikan harga terjadi pada cabai merah, cabai hijau, dan cabai rawit. Untuk harga cabai merah keriting, per kilogramnya tembus Rp35 ribu. Hal tersebut terjadi dalam satu pekan terakhir ini.

Menurut para pedagang, harga jual cabai rawit awalnya di kisaran Rp20 ribu, namun kini harga per kilogramnya rata-rata mencapai Rp30 ribu, cabai merah naik dari Rp27 ribu menjadi Rp30 ribu, sedangkan harga cabai hijau naik dari Rp10 ribu menjadi Rp20 ribu, dan cabe putih dari Rp15 ribu kini menjadi Rp20 ribu.

Pasar Pagi, Kota Tegal juga mengalami hal yang sama yaitu kenaikan harga cabai. Samsudin, pedagang di Pasar Pagi mengungkapkan harga cabai melonjak lantaran cuaca buruk belakangan ini. Banyak petani gagal panen. Sehingga barang pun pasokannya minim. Dia menjual cabai merah besar Rp30 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya Rp20 ribu per kilogram. Lalu cabai merah keriting sebelumnya cuma Rp25 ribu, kini dibandrol Rp35 ribu per kilogram. “Harga cabai merah naik sekitar Rp10.000 per kilogram,” ujarnya.

Pun demikian dengan harga cabai di Pasar Argosari Wonosari, Jawa Tengah. Harga beberapa sayur-sayuran melonjak memasuki tahun baru 2014. Tertinggi cabai merah rawit yang semula Rp 25.000/kg menjadi Rp 35.000/kg. Sedangkan cabai merah keriting dari Rp 26.000/kg menjadi Rp 30.000/kg. Kenaikan harga ini membuat permintaan menurun. “Paling tinggi kenaikan cabai merah rawit, karena naik Rp 10.000/kgnya. Kondisi ini membuat permintaan berkurang, diperkirakan faktor hujan dan kurangnya pasokan menjadi penyebab kenaikan harga," kata Marsih salah satu pedagang.

Sumber : http://www.neraca.co.id/article/37188/Musim-Hujan-Ganggu-Produksi-Hortikultura