Pembangunan Pasar Induk Tuntungan Sangat Strategis Dan Diyakini Mampu Mengendalikan Inflasi
Sebagai bagian dari upaya melakukan pengendalian inflasi serta mengembangkan perekonomian di Kota Medan dan sekitarnya, Pemerintah Kota Medan membangun pasar induk di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan. Pembangunan ini sejalan dengan arah strategi kebijakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Medan untuk mengurangi volatilitas harga komoditas melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi distribusi komoditas. Kepala Divisi Ekonomi Moneter KPw BI Wilayah IX selaku Wakil Ketua Tim Ahli Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Medan meyakini bahwa pasar induk ini akan mampu mengambil peran penting dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari distribusi komoditas tersebut dan pada akhirnya dapat menjaga stabilitas pasokan yang bermuara pada stabilitas tingkat harga. Dalam kaitan ini, jajaran TPID Kota Medan pun telah melakukan kunjungan studi banding ke Pasar Induk Puspa Agro di Jawa Timur untuk mempelajari operasionalisasi pasar induk ini nantinya khususnya dalam mendukung upaya pengendalian inflasi.
Pembangunan pasar induk ini pun menarik Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution ketika beliau melakukan kunjungan kerja ke Kota Medan pada hari Jumat, 18 Januari 2013, dalam rangka pelantikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Hari Utomo. Seusai acara pelantikan, Gubernur Bank Indonesia beserta Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Hari Utomo, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Achmad Fauzie, Kepala Divisi Ekonomi Moneter KPw BI Wilayah IX Mikael Budisatrio dan sejumlah pejabat Bank Indonesia lainnya dengan didampingi oleh Walikota Medan H. Rahudman Harahap, Wakil Walikota H. Dzulmi Eldin, Ketua DPRD Kota Medan Amiruddin, anggota DPD RI Parlindungan Purba, beserta pejabat Pemko Medan lainnya, meninjau proyek pembangunan Pasar Induk Medan Tuntungan. Dalam kunjungan tersebut Walikota Medan menjelaskan bahwa pasar induk ini didirikan di atas lahan seluas 24 ha yang memiliki bangunan utama yang dapat menampung 720 pedagang grosir dan 2 bangunan lainnya yang keduanya dapat menampung 432 pedagang sub grosir. Selain bangunan utama, terdapat fasilitas-fasilitas lain yang telah disiapkan Pemerintah Kota Medan seperti bangunan perkantoran sebanyak 6 unit, bengkel beserta tempat penginapan untuk supir, kafetaria, plaza wisata yang dapat menjadi tempat pedagang kaki lima yang menjual olahan buah dan sayuran dengan daya tampung hingga 64 pedagang, tempat sampah sementara yang memiliki daya tampung hingga 60 m3, serta bank sampah yang disediakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Daerah Kota Medan. Walikota Medan juga melaporkan bahwa pembangunan pasar induk ini sudah hampir selesai. Saat ini untuk proses pembangunan infrastruktur pasarnya sendiri sudah rampung, tinggal penyelesaian pembangunan jalan akses masuk ke pasar tersebut. Dia berkeyakinan bahwa pasar induk ini dapat beroperasi di pertengahan tahun ini sehingga mampu meningkatkan kapasitas perekonomian Kota Medan dan mendukung upaya pengendalian inflasi di Kota Medan yang menyumbang sekitar 85% terhadap pembentukan inflasi Provinsi Sumatera Utara.
           Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Bank Indonesia mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Medan dengan mengatakan bahwa pembangunan pasar induk Medan Tuntungan ini merupakan upaya yang strategis baik untuk pengembangan kota maupun kepentingan masyarakat. Selain itu, kehadiran pasar induk ini juga diyakini akan mampu mengendalikan inflasi karena kehadiran pasar induk akan dapat meningkatkan efisiensi distribusi dari komoditas khususnya sayur-sayuran dan buah-buahan yang merupakan salah satu komoditas unggulan Sumatera Utara. Para pedagang pengumpul yang berasal dari daerah sekitar Medan seperti Brastagi dan Karo akan lebih mudah dalam mengirimkan dagangan mereka karena terpusat dalam satu tempat. Aktivitas seperti penyortiran, pemilahan, dan pemilihan sayuran yang bagus dan tidak, semuanya dilakukan di sini sehingga sampah-sampahnya dapat dikelola dengan baik. Selain sampah yang dapat terkelola dengan baik, terkumpulnya produk sayur-sayuran dan buah-buahan di satu lokasi ini dapat membantu dalam pengontrolan harga pasar sehingga secara jangka panjang inflasi pun dapat dikendalikan.
Gubernur Bank Indonesia berharap Pasar Induk Medan Tuntungan ini nantinya akan dapat dikelola dengan baik seperti pasar-pasar yang ada di negara lain seperti di India. Pasar induk di India meskipun berada di kawasan pedalaman dan hanya memiliki bangunan dengan lokasi terbuka ternyata sangat diminati oleh konsumen. Terlebih lagi jika ke depannya operasional pasar induk ini dapat dikombinasikan dengan sistem pembayaran elektronik. Sistem pembayaran elektronik akan memberikan jaminan keamanan dalam bertransaksi sehingga akan mampu memperlancar transaksi yang terjadi di pasar induk ini. Dengan demikian, pasar induk pun akan menjadi salah satu pusat kegiatan bisnis yang menarik bagi industri perbankan. Beliau mengumpamakan bank-bank tersebut layaknya semut yang akan datang apabila terdapat gula. Pasar induk ini diyakini tidak hanya sebagai gula, tetapi juga sebagai madu yang sangat menarik bank untuk datang.
Mengakhiri kunjungannya, Gubernur Bank Indonesia menjelaskan kepada wartawan bahwa pembangunan pasar induk ini akan secara tidak langsung juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional karena ekonomi nasional itu merupakan penjumlahan dari ekonomi-ekonomi daerah. Oleh sebab itu, apabila ekonomi daerah mengalami peningkatan dengan hadirnya pasar induk ini maka ekonomi nasional pun akan semakin baik.