Pemerintah Klaim Harga Pangan Stabil, HPP Gula Dibahas Hari Ini
Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, mengklaim tidak ada gejolak terhadap harga bahan pangan di seluruh daerah di Indonesia. Menurut dia, terjadi penurunan harga di beberapa komoditas pangan utama, seperti beras, gula pasir, cabai rawit, bawang merah, dan daging sapi. Hampir semua mengalami penurunan harga yang cukup, kata Hatta dalam konferensi pers seusai rapat koordinasi pangan di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (29/4). Klaim itu berdasarkan hasil pantauan perbandingan harga dari pekan ketiga ke pekan keempat April.
Di mana harga beras turun hingga 2,16 persen, gulapasir turun 1,1 persen, daging sapi 0,03 persen, cabai rawit 5,54 persen, cabai merah 21,15 persen, bawang putih 2,12 persen, dan bawang merah turun 6,8 persen. Hatta optimis inflasi sepanjang tahun ini bisa terjaga sesuai target pemerintah sebesar 4,5 persen.
Namun, dia tak mau memprediksi kondisi inflasi pada bulan ini. Saya tidak meramal inflasi. Tapi dari tren ini tekanan tidak pada volatile food (gejolak pangan -red), ujarnya.
Hatta Rajasa juga mengungkapkan niat pemerintah membentuk sekretariat bersama untuk menjaga stabilitas pangan. Sekretariat yang terdiri atas 75 ribu penyuluh ini berasal dari Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Kelautan. Mereka akan dilatih untuk meningkatkan capicity building untuk memberikan penyuluhan, baik di sektor pertanian, kelautan, dan kehutanan, ujarnya.
Hatta mengatakan sekretariat bersama itu akan dipimpin oleh eselon satu secara bergantian dari tiga kementerian. Untuk tahun ini sekretariat bersama akan dipimpin oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, katanya.
HPP Gula
Dari acara rapat yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dijadwalkan bertemu dengan Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) pada hari ini, Rabu (30/4), untuk membahas harga pokok gula. Lutfi berharap pertemuan itu dapat menyelesaikan masalah penetapan HPP gula. Begitu pembahasan, akan diumumkan segera, kata dia.
Tapi Menteri Pertanian Suswono tidak berkomentar banyak soal masalah itu. Ia mengatakan penetapan HPP gula merupakan kewenangan Kementerian Perdagangan. Memang sampai saat ini belum diputuskan. Akhir bulan ini janji Pak Menteri Perdagangan, kata Suswono.
Suswono mengatakan usulan dari sejumlah ahli HPP gula direkomendasikan di posisi Rp 8.700 per kilogram. Sedangkan keinginan para petani tebu yang diputuskan dalam rapat Dewan Gula Indonesia adalah sebesar Rp 9.500 per kilogram. Ini yang kami usulkan. Nah, tinggal angka temunya ini yang sedang dikaji oleh Kementerian Perdagangan, ujarnya.
Ia belum bisa memperkirakan usulan siapa yang akan diambil oleh Kementerian Perdagangan. Namun, ia berpendapat Kementerian pimpinan Muhammad Lutfi akan mengambil yang terbaik. Tentu akan mereka diskusikan lebih lanjut, ujarnya.
Kemarin, Asosiasi Gula Indonesia (AGI) mengusulkan agar pemerintah menetapkan harga patokan petani (HPP) gula menjadi Rp 8.500 per kilogram. Sebab, biaya produksi, seperti sewa lahan, pupuk, dan transportasi sudah naik. Itu sebagai jaminan pemerintah agar petani mendapat harga yang layak untuk mau memproduksi tebu, kata Direktur Eksekutif AGI Tito Pranolo saat dihubungi, Senin, 28 April 2014.
Untuk diketahui, HPP gula tak kunjung naik sejak 2012. Harganya kini masih Rp 8.100 per kilogram. Bahkan, pemerintah sempat mematok HPP gula di level Rp 7.000 per kilogram pada 2011. Tito mengatakan petani saat ini memerlukan investasi sekitar Rp 15-20 juta per hektare untuk setiap musim potong tebu. (tc)
Sumber : http://medanbisnisdaily.com