Penggunaan Pestisida Harus Dikurangi
Penggunaan pestisida dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap produksi pertanian, baik untuk pangan, hortikultura, maupun palawija. Karena itu, penggunaan pestisida harus dikurangi dan menggantinya dengan penggunaan agens hayati. Kepala Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara (Sumut) Nurhijah, banyak petani yang menggunakan pestisida selama mengolah pertaniannya untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit. Padahal, tidak serta merta ketika terjadi serangan harus diatasi dengan pestisida.
"Ada ambang batas kapan bisa menggunakan pestisida, tidak bisa langsung-langsung ketika ada serangan terus kita pakai, ada ambang batasnya. Mislnya ringan, sedang, berat dan puso," katanya kepada MedanBisnis, Jumat (24/1) di Medan.
Seharusnya kata Nurhijah, penggunaan pestisida hanya digunakan sebagai alternatif jika tidak ada pilihan lain. Pestisida, tidak diberikan setiap saat. "Akan sangat lebih baik lagi jika menggunakan agens hayati yang ramah terhadap lingkungan," jelasnya.
Ia menjelaskan, ketika serangannya masih dalam kategori ringan atau dengan kata lain masih di ambang batas toleransi, penggunaan agens hayati dapat mengendalikan serangan hama dengan memunculkan musuh alami dari hama yang mengganggu tanaman. Dengan demikian, tanaman tidak akan terganggu dan kesuburan tanah tetap bisa terjaga kelestariannya.
Persoalan lainnya, petani juga kerap melakukan pencampuran jenis pupuk meskipun memiliki kesamaan fungsi. Selain itu, dosis yang digunakan juga lebih tinggi dari yang dianjurkan. "Kalau tidak disesuaikan pastinya berpengaruh terhadap tanaman dan tanah," ujarnya.
Pihaknya kata Nurhijah, terus melakukan sosialisasi kepada petani tentang pentingnya penggunaan agens hayati dan mengurangi penggunaa pestisida. "Petani harus mengetahui tentang residu kimia dari penggunaan pestidida pada produk yang dikonsumsi.
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com