Permintaan Kedelai Impor Turun

9 tahun yang lalu
Bagikan:
Permintaan Kedelai Impor Turun

Permintaan kedelai impor dari pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, selama beberapa pekan terakhir mulai mengalami penurunan. Hal ini menyusul lesunya permintaan produk tahu dan tempe di pasar. Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf, mengatakan, permintaan kedelai impor per hari bisa mencapai 20 ton bahkan hingga 25 ton, kini menurun hingga setengahnya. Penjualan kedelai impor hari ini (30/10), hanya 15 ton. Sedangkan sebelumnya justru lebih rendah karena hanya 10 ton, ujarnya.

Sebagian besar pengusaha tahu dan tempe, kata dia, memang menurunkan produksinya karena permintaan kedelai impor sebagai bahan baku utama membuat tahu maupun tempe memang berkurang dibanding sebelumnya.

Informasi dari para perajin, kata dia, penjualan tahu maupun tempe di pasar memang sedang lesu, sehingga mereka terpaksa mengurangi produksinya agar tidak merugi. Padahal, kata dia, harga jual kedelai saat ini sudah berangsur turun menjadi Rp 7.200 per kg, dibanding sebelumnya mencapai Rp 7.500 per kg.

Penyebab turunnya permintaan tahu dan tempe, kata dia, salah satunya karena faktor musim yang hingga sekarang masih mengalami kemarau panjang. Biasanya, permintaan akan melonjak saat memasuki musim hujan, ujarnya.

Untuk stok kedelai impor saat ini tersedia cukup karena mencapai 60 ton, sedangkan kedelai lokal hanya tersedia 20 ton. Harga jual kedelai lokal, pekan ini masih stabil dengan harga Rp 6.950 per kg.

Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300-an pengusaha yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com