Petani Enggan Panen Cabai Rawit
Harga cabai rawit yang bertahan murah sejak tiga pekan lalu membuat petani cabai enggan untuk memanennya. Harga cabai rawit untuk perdagangan di pekan Singgabur hanya Rp 3.500/kg naik Rp 1.000/kg dibandingkan minggu lalu hanya Rp 2.500/kg. Dosma Berutu pengepul hasil pertanian di pekan Singgabur Rabu (11/6) mengatakan untuk harga cabai rawit dalam pekan kali ini hanya Rp 3.500/kg naik Rp 1.000/kg dibandingkan minggu lalu Rp 2.500/kg.
Sedangkan untuk cabai merah hanya Rp 7.000/kg turun Rp 2.000/kg dibandingkan minggu lalu Rp 9.000/kg, kulit manis Rp 8.000/kg turun Rp 1.000/kg dari minggu lalu Rp 9.000/kg.
Sedangkan untuk pasaran harga kopi ateng pada minggu ini hanya Rp 17.000/kg turun Rp 1.000/kg dari minggu lalu Rp 18.000/kg, sementara untuk kopi robusta harganya tetap stabil Rp 20.000 ribu/kg.
Wasly Berutu seorang petani cabai di Desa Ulu Merah saat berbincang dengan MedanBisnis di Desa Ulu Merah mengatakan, karena murahnya harga cabai rawit pada pekan minggu ini diperkirakan 60 kg tidak dipanen. Harga cabai rawit hanya Rp 3.500/kg.
Dua minggu lalu untuk hasil panen cabai rawit dibantu tiga orang pekerja dengan upah Rp 50.000 per orang.
Kalau dihitung - hitung bila saya panen 60 kg tidak mencukupi untuk membayar upah pekerja. Akhirnya terpaksa saya putuskan untuk tidak memanen cabai rawit yang sudah siap panen seluas dua rante tersebut, ungkapnya.
Berutu mengakui dengan tidak dipanennya cabai rawit yang dimiliki tersebut kondisinya akan mengalami kerusakan. Tetapi yah mau bagaimana lagi, daripada saya mengalami kerugian lebih besar, dengan tidak memanennya mungkin menjadi pilihan yang paling tepat.
Sumber : http://medanbisnisdaily.com