Petani Karo Rugi Rp 1,5 Triliun

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Petani Karo Rugi Rp 1,5 Triliun

Sektor pertanian di Tanah Karo, Sumatera Utara, mengalami kerugian Rp1,5 triliun akibat letusan Gunung Sinabung. Kerugian ini terjadi karena banyak lahan pertanian yang gagal panen karena tertutup abu vulkanik. "Data kerugian dari Sinabung di sektor pertanian Rp 1,3 triliun- Rp 1,5 triliun ini dari Dinas Pertanian Karo," kata Menteri Pertanian (Mentan) Suswono saat konferensi pers di kantor Kementan, Jakarta Selatan (4/3).

Seperti diketahui, Gunung Sinabung mengalami erupsi sejak Oktober 2013 dan mulai mereda sejak sebulan terakhir, tetapi ribuan hektare lahan pertanian rusak akibat tertutup abu vulkanik. Sekira 26.000 warga yang umumnya petani di sekitar gunung tersebut sempat mengungsi meski kini sebagian mulai kembali ke pemukiman seiring berkurangnya kegiatan erupsi Sinabung.

Suswono menambahkan, saat ini kondisi Gunung Sinabung relatif aman, dan sudah banyak pengungsi yang kembali ke rumah mereka."Gunung Sinabung, laporan terakhir sudah tidak erupsi dan sebagian masyarakat sudah kembali ke tempatnya ada 16 desa dari 32 desa," imbuhnya.

Suswono mengatakan, total luas wilayah pertanian yang mengalami kerusakan akibat terkena abu vulkanik ini mencapai 50,9 ribu hektare."Luas tanaman petani 50,9 hektare di 14 kecamatan, yang terdiri dari 26,6 ribu hektare tanaman pangan, hortikultura 18,8 ribu hektare, dan perkebunan 5,6 ribu hektare. Sementara untuk tanaman puso seluas 12 ribu hektare, terdiri dari 2,2 ribu hektare tanaman pangan, 6,8 ribu tanaman hortikultura, 3,2 hektare perkebunan," katanya.

Dia mengemukakan pula kerugian sektor pertanian akibat dari letusan Gunung Sinabung mencapai Rp1,5 triliun, jauh lebih besar dari kerugian di sektor yang sama akibat letusan Gunung Kelud di Jawa Timur sekira Rp 377 miliar.

Suswono mengatakan,Kementerian Pertanian menyiapkan bantuan benih Rp 129 miliar untuk membantu petani di Tanah Karo.

Menurutnya, dana untuk bantuan benih tersebut diambil dari anggaran darurat ketahanan pangan."Adapun bantuan benih yang sudah disepakati dalam rapat atau sidang kabinet terbatas waktu di Sinabung oleh Bapak Presiden itu Rp 129 miliar, dari anggaran dana kontijensi yang nilainya Rp 3 triliun diambil dari sana," kata Suswono.

Dia menjelaskan, saat ini Kementerian Pertanian sudah menyerahkan bantuan Rp 2,7 miliar untuk benih sayuran, benih kopi, dan untuk alat serta mesin pertanian bagi korban bencana erupsi Gunung Sinabung.

"Bantuan diserahkan Kementan total Rp 2,7 miliar. Benih sayuran untuk 183 hektare dan akan segera dibagikan petani yang siap menanam, sisanya benih dalam proses lelang. Benih kopi senilai Rp 930 juta yang sedang proses administrasi bansos. Alat mesin pertanian seperti pompa dan traktor nilai Rp 1,7 miliar ini sudah di Pemda Kabupaten Karo tinggal dibagikan," tambahnya.

Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui memutuskan untuk memberikan kelonggaran kredit kepada 5.800 debitur yang mayoritas merupakan petani di sekitar kawasan Gunung Sinabung dengan nilai kredit mencapai Rp 85 miliar. Kelonggaran ini juga diberikan kepada korban banjir bandang di Manado 2.500 debitur sebesar Rp 773 miliar dan korban letusan Gunung Kelud 10.300 debitur mencapai Rp 330 miliar. "Total ada 18.600 debitur dengan nilai kredit Rp 1,18 triliun yang terancam macet," Ketua DK OJK Muliaman D Haddad.

Dia mengatakan, kelonggaran ini diberikan untuk meringankan beban dari para korban. Sekaligus untuk memulihkan perekonomian dari daerah yang bersangkutan."Kami telah mengeluarkan keputusan memberikan kelonggaran kualitas kredit dan memberikan kredit baru. Pemberian kebijakan ini merupakan kebijakan khusus untuk mempercepat pemulihan ekonomi di wilayah terkena bencana," kata Muliaman.

Dia mengakui para debitur akan sangat terkendala jika dipaksakan untuk membayar kredit sesuai dengan yang semestinya. Sehingga untuk mencermati hal tersebut, OJK lebih memilih untuk melakukan pelonggaran.Pada aturan ini, OJK memberikan waktu selama tiga tahun bagi pemberi kredit untuk tidak digolongkan sebagai kredit macet."Dengan memberikan kelonggaran, akses keuangan debitur masih terbuka untuk mendukung pemulihan ekonomi," sebut Muliaman. (dtf/ant)

Sumber : http://medanbisnisdaily.com