Ratusan Ha Padi di Aceh Besar Terancam Gagal Panen
Ratusan hektare tanaman padi di wilayah Kabupaten Aceh Besar terancam gagal panen disebabkan kemarau berkepanjangan selama dua bulan terakhir. Kekeringan tidak hanya melanda wilayah Aceh Besar, tapi juga hampir seluruh wilayah Provinsi Aceh. Perlu perhatian serius dari pemerintah guna menyediakan saluran irigasi di daerah yang belum terjangkau irigasi.
Seperti halnya di areal persawahan pada beberapa gampong di Aceh Besar yang mengalami kekeringan. Akibat musim kemarau panjang tidak ada air untuk mengaliri sawah petani di wilayah tersebut.
Pantauan wartawan di persawahan antara Gampong Miruk, Ilie, Lam Ujong dan Gla Meunasah Baro, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Minggu (16/2), ratusan hektare areal sawah tanahnya kering dan retak-retak. Batang padi yang ditanam di sana pun kering menguning.
Sekitar 50 warga keempat gampong itu kemarin melakukan shalat istisqa atau meminta hujan, yang digelar di tengah sawah mulai pukul 09.00 WIB.
"Ya, kami baru selesai melakukan shalat minta turun hujan, agar masyarakat di daerah kami tidak gagal panen akibat kekeringan," kata Zaini Abdullah (65), warga Miruk.
Selama ini, katanya, petani di sana hanya mengandalkan air tadah hujan, karena di areal persawahan tidak ada saluran irigasi yang memadai.
Dijelaskannya, saat warga mulai menanam padi pada awal Januari lalu tidak pernah lagi merasakan turunnya hujan. Sehingga benih padi yang mereka tabur tidak tumbuh subur faktor kekurangan air.
Sementara pasokan air dari Seuneubok, Kecamatan Seulimuemm, yang dialirkan melalui irigasi tidak mencukupi.
"Memang ada air dari irigasi, tapi tidak mencapai persawahan kami karena belum adanya salurannya," ucapnya.
Diperkirakan, sambung Zaini, petani di daerah itu masih membutuhkan saluran air sekitar 500 meter lagi. "Harapan kami kepada pihak pemerintah bisa menambah saluran air, supaya pasokan air bisa mencapai ke seluruh persawahan," ujarnya.
Warga Miruk lainnya, Rusli (40) juga mengatakan jika tidak turun hujan serta aliran air tidak mencapai persawahan mereka, diperkirakan petani di daerah itu akan mengalami gagal panen.
"Kalau tidak ada air kami bisa gagal panen. Padahal kalau airnya mencukupi, sekitar sebulan lagi kami sudah bisa panen," tuturnya. (dedi irawan)
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com