Ratusan Hektare Padi di Tobasa Gagal Panen

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Ratusan Hektare Padi di Tobasa Gagal Panen

Ratusan hektare tanaman padi di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) gagal panen. Hal itu terjadi karena kekeringan, serangan hama penyakit, serangan hama burung dan tikus. Sesuai pendataan MedanBisnis dengan petugas penyuluh setempat di berbagai kecamatan di daerah itu, daerah terbanyak mengalami gagal panen adalah Kecamatan Porsea dan Balige masing masing mencapai ratusan hektare.

Seperti di Kecamatan Porsea, Desa PaRparean I, II, III dan IV mencapai 75 hektare, Galagala Pakkailan 75 hektare, Lumbangurning 30 hektare, Simpangsiguragura 30 hektare, Raut Bosi 50 hektare, Silamosik 25 hektare, Patane IV 40 hektare.

Selain di Kecamatan Porsea persawahan yang mengalami gagal panen juga dialami petani di Kecamatan Laguboti berkisar 50 hektare, Tampahan 30 hektare, Parmaksian, Kecamatan Narumonda, Sigumpar dan Balige yang jumlahnya mencapai 200-an hektare.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Toba Samosir Jonni Hutajulu yang didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan Ir Martilda Simanjuntak mengakui bahwa saat ini hasil pertanian tanaman padi di daerah itu tidak maksimal dikarenakan berbagai masalah yakni factor kekeringan, serangan hama burung dan tikus serta penyakit. "Semua sudah dalam pendataan kami, ada 6 kecamatan lahan pertanian terluas di daerah ini mengalami hal serupa," ujar Jonni diamini Martilda, Jumat (21/3) di kantornya.

Martilda Simanjuntak menjelaskan bahwa jenis penyakit yang menyerang tanaman padi sesuai hasil penelitian mereka adalah penyakit yang menyerang mulai bahagian batang, akar padi dan buah. Pihaknya akan mengupayakan pendekatan serta sosialisasi kepada petani untuk melakukan pemutusan terhadap jenis bibit yang selalu dipergunakan petani.

"Kalau selama jenis bibit yang dipergunakan belum diganti, penyakit tersebut tidak akan terputus. Makanya, saat ini kami akan bekerja lebih maksimal bersama penyuluh untuk menyampaikannya kepada seluruh petani," jelas Martilda seraya mengatakan pihaknya akan menyalurkan bantuan bentuk bibit secara cuma-cuma kepada petani yang gagal panen.

Tidak hanya jenis penyakit, sarjana pertanian ini juga mengharapkan seluruh petani, khususnya saat ini yang sedang tertimpa gagal panen untuk tetap menganut sistem pola tanam serempak.

"Tanpa pola tanam serempak, rencana tersebut tidak mungkin bisa mulus," katanya sembari menambahkan tanaman jagung juga ada gagal panen berkisar 100 hektare dan jahe 10 hektare di Amborgang dan Nalela. (tumbur tumanggor)