Tanam Perdana Padi Metode SRI

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Tanam Perdana Padi Metode SRI

Seluas satu hektare (ha) sawah milik petani di Gampong (desa) Reuleut Timu, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, mulai digunakan sebagai demplot percontohan padi system of rice intensification (SRI) atau system intensifikasi padi.

Penanaman padi pola SRI itu diyakini mampu meningkatkan produksi gabah sampai 11 ton/ha dibandingkan pola tanam konvfensional yang masih diterapkan banyak petani yang hanya menghasilkan 5-6 ton gabah/ha lahan.

Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Muara Batu, Aceh Utara, Abdul Hadi SP, yang ikut melakukan penanaman perdana bersama petani dan mahasiswa, Selasa (8/7) mengungkapkan, pola SRI dapat mengurangi pemakaian zat kimia karena perawatannya lebih banyak menggunakan pupuk organik yakni sampai 10 ton/ha, sedangkan benihnya juga cukup sebanyak 7 kg/ha.

“Sebelumnya kita sudah membuat percontohan demplot padi SRI di Pinto Makmur. Hasilnya sangat memuaskan sehingga kita kembangkan ke tempat lain dengan harapan memotivasi petani melakukan penanaman padi ini,” ujarnya.

Dikatakannya, lahan pertanian di Muara Batu mencapai 1.500 ha. Pada musim tanam ini, lahans eluas dua ha digunakan sebagai demplot padi pola SRI, yakni di Reulet Timu dan Reulet Barat.

Pengembangan demplot tersebut dilaksanakan petani setempat dibawah binaan BPP Muara Batusetempat. “Pengembangan demplot padi SRI kita laksanakan bertahap. Bila ini berhasil kita berharap pengembangannya dapat diikuti petani yang lain,” sebutnya.

Pantauan Analisa, penanaman perdana padi SRI di Reulet Timu dilakukan petani, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Al-Muslim, gabungan perkumpulan kelompok tani, geuchik (kepala desa) dan penyuluh. Mereka sejak antusias menanam benih di lahan yang sudah dibersihkan itu.

Geuchik Reulet Timu, Muara Batu, M Jafar Hanafiah, mengungkapkan pengembangan demplot tersebut dilakukan secara bertahap guna menggugah dan meyakinkan masyarakat bahwa metode penanaman baru ini lebih efektif dalam meningkatkan produksi pertanian daripada bertahan menerapkan pola tanam tradisional.

“Sebelumnya, kita menarapkan pola tanaman lego. Hasilnya mencapai 8,5 ton/ha. Tapi, melalui metode penanaman baru ini saya berharap hasil panen padi semakin meningkat,” sebutnya seraya menyebutkan pola demplot ini juga dapat mengantisipasi ancaman hama keong mas.

Sumber : http://analisadaily.com