Tekan Inflasi, Bulog Lempar 50 Ton Beras ke Pasar

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Tekan Inflasi, Bulog Lempar 50 Ton Beras ke Pasar

Mengantisipasi lonjakan harga beras yang diprediksi bakal terjadi di Medan, Bulog Sumut mulai melempar beras kelas medium dalam Operasi Pasar (OP) di sejumlah pasar di Medan, Rabu (19/2). "Saat ini harga beras menunjukkan tren menguat, dan sesuai dengan permintaan dari Pemko Medan kami pun mulai melakukan OP perdana di sejumlah pasar beras yang tersebar di Medan," kata Kepala Perum Bulog Divre Sumut, Fasika Khaerul Zaman saat melakukan OP di Pusat Pasar Medan.

Dalam OP perdana di Medan kali ini, sedikitnya 10 ton beras dilempar ke konsumen denggan harga eceran tertinggi Rp7.500 per kg. Di pasaran, harga beras medium paling rendah dijual seharga Rp9.000 per kg. "Kami menargetkan, dalam OP kali ini bisa melempar beras hingga 50 ton agar stok beras di masyarakat meningkat sehingga mampu menekan harga," tambahnya.

Menurutnya, OP perlu dilaksanakan lebih cepat lantaran saat ini banyak lahan pertanian di Indonesia yang dilanda bencana sehingga dikhawatirkan akan memicu kelangkaan yang diikuti penaikan harga oleh distributor maupun pedagang. "Jika pedagang ingin membeli beras, kami siap melayani dengan mengenakan biaya Rp6.900 per kg, tapi HET harus tetap Rp7.500," ungkapnya.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut-Aceh), Dewi Setyowati mengatakan, OP beras kali ini juga ditujukan untuk menekan inflasi. Maklum, dalam beberapa tahun belakangan, beras selalu menjadi komoditas penyumbang inflasi yang cukup besar. "Kami berharap, inflasi tahun ini bisa ditekan, karena tahun lalu angka inflasi Sumut cukup tinggi," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Sumut, Sabrina. Dikatakannya, selain untuk menekan angka inflasi Sumut yang lebih dari 10% pada tahun lalu, juga diharapkan mampu menekan harga barang kebutuhan lain di pasaran. Maklum, setiap kali harga beras naik, harga barang lain di pasaran biasanya ikutan naik sehingga sangat berdampak pada inflasi. "Kenyataan di pasaran memang seperti itu," ungkapnya.

Selain itu, tambahnya, OP beras ini juga memungkinkan stok beras di pasar dan konsumen bisa lebih banyak sehingga masyarakat tidak perlu terburu-buru untuk membeli beras yang dijual dengan harga tinggi. Apalagi, saat ini sejumlah lokasi pertanian di Indonesia belum memasuki musim panen sehingga memicu kenaikan harga di pasaran. Hal tersebut diperparah dengan dengan bencana alam yang terus melanda pusat-pusat pertanian sehingga menghambat pasokan, baik dari segi jumlah maupun proses distribusi. Harga beras pun kian melambung.

Pantauan MedanBisnis di Pusat Pasar, harga beras masih dijual dengan harga tinggi sejak mengalami kenaikan akhir tahun lalu. Rata-rata, beras dijual pada level Rp9.000 hingga Rp11.500 per kg. "Pasokan yang masuk kepada kami mulai menurun, padahal permintaan konsumen terus tinggi. Makanya, harga beras masih bertahan tinggi," kata Rawin, seorang pedagang di sana. (daniel pekuwali)

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com