Ukuran Jagung Mengecil Akibat Kemarau

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Ukuran Jagung Mengecil Akibat Kemarau

Kemarau yang terjadi sejak sebulan terakhir telah mengakibatkan ukuran jagung petani di kawasan Tanjung Anom, Kabupaten Deliserdang menjadi kecil dari seharusnya. Tidak hanya itu, pasokan jagung pun menurun. "Sejak beberapa minggu ini pasokan jagung asal Tanjung Anom ukurannya lebih kecil dari biasanya," kata D Boru Hutagalung, pedagang jagung di kawasan Jalan Sunggal, Medan kepada MedanBisnis, Selasa (11/2).

Dikatakannya, bukan hanya ukuran jangungnya saja yang mengecil, pasokannya ke padagang juga ikut turun. Padahal, sebelum kemarau dalam sehari ia bisa memperoleh sebanyak 6 goni, tetapi kini paling banyak 3 goni per hari. Di mana satu goni berisi 300 jagung.

Kondisi itu membuat mereka harus menyesuaikan harga jualnnya ke konsumen, dari harga biasanya Rp 1.000 menjadi Rp 500 per jagung. "Pendapatan pun semakin minim. Biasanya dalam sehari saya bisa dapat untung Rp 100 ribu, tetapi sekarang paling banyak hanya Rp 50 ribu saja," terangnya.

Pedagang lainnya di kawasan tersebut A Boru Sitompul juga mengeluhkan kualitas jagung yang diperolehnya. Namun mau tidak mau ia terpaksa harus menerima keadaannya. "Mau gimana lagi, yang penting pasokannya tetap ada sehingga saya masih bisa terus berjualan. Yang susahnya kan kalau akibat kemarau itu jagung malah kosong," sebutnya. Terhadap permintaan ia mengatakan, masih tetap tinggi, baik itu berasal dari para pedagang jagung eceran ataupun untuk konsumsi. "Penjualan tetap banyak. Tapi karena jagung yang tersedia dalam ukuran kecil, hasilnya pendapatan yang bisa diperoleh pun ikut mengecil," pungkasnya. ( rozie winata)

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com