Wakil Rektor IPB: Aneh RI Masih Impor Cabai, Bawang, dan Beras

10 tahun yang lalu
Bagikan:
Wakil Rektor IPB: Aneh RI Masih Impor Cabai, Bawang, dan Beras

Kalangan akademisi mengkritik fenomena impor pangan yang masih terjadi di Indonesia. Apalagi pangan yang diimpor merupakan produk yang bisa diproduksi di dalam negeri seperti cabai, bawang merah hingga beras. Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) Hermanto Siregar mengatakan masalah ini merupakan sebuah keanehan.

Saya rasa aneh kalau kita masih mengimpor ketiga komoditas pertanian yaitu cabai, bawang merah dan beras. Tiga komoditi kita hasilkan dengan baik, kata Hermanto , Selasa (6/05).

Menurut Hermanto, umumnya impor dilakukan hanya untuk produk-produk yang tidak dihasilkan di dalam negeri seperti gandum, bawang putih dan jenis buah-buahan non tropis.

Hermanto menyebut salah satu faktor penyebab Indonesia masih ketergantungan impor produk pertanian karena harga produk impor jauh lebih murah dibandingkan produk serupa yang dihasilkan di dalam negeri.

Persoalannya harga di luar negeri jauh lebih murah. Importir selalu melihat peluang dan keuntungan lalu dia lakukan importasi, tuturnya.

Dengan harga yang murah ditambah kualitas, produk pertanian impor jauh lebih baik menjadi faktor mulai terpinggirnya produk dalam negeri di hati masyarakat. Sehingga produk pertanian Indonesia tidak lagi berdaya saing dibandingkan produk impor.


Menurutnya fenomena lain konsumen di Indonesia yang juga tertarik membeli produk pertanian impor tak bisa dihindari. Harga yang murah dan bentuk yang menarik membuat, produk impor mendapat tempat di konsumen dalam negeri.

Menurut saya impor boleh tetapi jangan dilakukan pada saat kita panen raya dan stok kita masih ada. Kalau ada tentu membunuh petani, jelasnya.

Berikut beberapa importasi komoditas pangan yang melonjak menurut data BPS antara lain :

1. Impor beras mengalamai lonjakan drastis pada bulan Maret 2014. Dari yang sebelumnya sebesar 2.200 ton atau US$ 1,2 juta pada bulan Februari menjadi 26.867 ton atau senilai US$ 11,2 juta.

2. Bawang merah dilaporkan volume impornya mencapai 22.908 ton atau senilai US$ 9,8 juta. Pada Februari, impor bawang merah adalah 14.315 ton atau US$ 6,5 juta.

3. Cabai awet sementara diimpor sebanyak 430 ton atau senilai US$ 509 ribu. Jauh lebih tinggi dibandingkan Februari yang 'hanya' 213 ton atau US$ 211 ribu.(dtf)

Sumber : medanbisnisdaily.com